BANDUNG,FOKUSJabar.id: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan ada 267 gempa susulan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ratusan gempa susulan tersebut tercatat pukul 07.00 WIB pada Rabu, (15/12/2021).
“Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 267 aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya, Rabu (15/12/2021).
Bambang mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Laut Flores dengan magnitudo (M) 7,4 termasuk dalam kategori gempa dangkal. Gempa tersebut terjadi karena aktivitas sesar aktif di Laut Flores.
BACA JUGA: Ketua DPW PPP Jakarta Haji Lulung Tutup Usia
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip),” kata dia.
Gempa itu terjadi sekitar pukul 10.20 WIB. Lokasi gempa berjarak 112 km arah barat laut Kota Larantuka, NTT dengan kedalaman 10 km.
Sebelumnya, usai gempa M 7,4 itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami. Selang dua jam, BMKG mencabut peringatan dini tersebut.
“Tadi kejadiannya (gempa) pukul 11.20 WIT, sekarang pukul 13.24 WIT. Sekarang sudah lebih dari dua jam setelah kejadian dan tidak terdeteksi adanya kenaikan muka air laut lagi,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (14/12/2021).
“Maka, peringatan dini (tsunami) dinyatakan telah berakhir,” kata dia, seperti dilansir IDN.
Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan, alat pendeteksi tsunami (tide gauge) sempat mencatat ada kenaikan air laut usai gempa guncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa tersebut berkekuatan Magnitudo (M) 7,5.
“Tercatat 7 cm di tide gauge,” ujar Rahmat, Selasa (14/12/2021).
BACA JUGA: Gempa Susulan Guncang Garut Pagi Tadi, Satu Rumah Rusak
(Agung)