spot_img
Kamis 28 Maret 2024
spot_img
More

    Pandemi, Industri Pendidikan Teknologi Meningkat

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Seiring Pandemi aktivitas pendidikan, seperti pembelajaran dan pengembangan skill secara daring (online) terus berkembang.

    Tidak hanya sebatas buk teks yang diajarkan, saat ini sudah banyak juga diajarkan berbagai kursus pelatihan soft skill hingga hard skill di berbagai bidang.

    Demikian disampaikan CEO Salam Ganesha Marko Rasuandi di Bandung, Jumat (26/11/2021).Menurut dia, industri teknologi pendidikan (education technology/edtech) meningkat signifikan di masa pandemi.

    Pembatasan kegiatan tatap muka memaksa masyarakat untuk memeroleh pendidikan secara darinhg (online).

    BACA JUGA: Akademi Pendidikan Agama Islam Pertama di Jerman Resmi Dibuka

    “Intinya, pandemi menuntut masyarakat beradaptasi dengan teknologi. Bahkan banyak muncul para kreator adtech di Indonesia yang membuktikan bahwa anak negeri mampu bersaing dalam teknologi,” kata Marko.

    Hal itu pulalah yang menjadi alasan pihaknya berhasil menggelar Education Technology Summit (EDMIT) 2021 pada 29-31 Oktober lalu.

    Acara bertajuk ‘Diversity of Edtech’ menghadirkan berbagai rintisan edutech beserta sejumlah pakar dan praktisinya.

    Ada 5 ribu peserta yang mendaftar di berbagai sesi dari seluruh Indonesia. Pesertanya pun dari berbagai latar belakang meski didominasi mahasiswa dan profesional muda.

    “Mahasiswa ini orang-orang yang akan menyiapkan diri menuju karier yang diinginkan. Kalau profesional muda, banyak di antara mereka yang ingin mengganti bidang yang ditekuninya sekarang,” kata dia.

    Adapun edutech yang paling banyak diminati, yakni sektor kewiraswastaan, seperti wirausaha kuliner yang paling banyak diserbu peserta. Terlebih di dalamnya diajarkan cara membuat hingga menjelaskan potensi bisnis dan memilih partner bisnis.

    “Di sini juga diajarkan cara memilih bahan-bahan dengan kualitas teratas. Pendiri edutech kuliner ini gelar masternya di Jepang (khusus) memperdalam pendidikan kuliner,” kata dia.

    Selain sektor wirausaha, apliclable skill pun banyak diminati peserta seperti digital marketing hingga konten kreator. Ada edutech yang khusus memberikan kiat-kiat sukses menjadi pengguna media sosial.

    “Ada adik kakak yang ngajarin cara menjadi konten kreator. Bagaimana berhasil menjadi influencer, lalu pasar mana saja yang belum digarap,” kata Marko.

    Melalui EDMIT 2021 yang telah diselenggarakannya ini, Marko masih melihat ada kekosongan antara kebutuhan industri dengan lulusan pendidikan, termasuk dari perguruan tinggi. “Kita juga bisa tahu skill seperti apa yang dibutuhkan industri saat ini,” kata dia.

    Saat ini, kata dia, teknologi mutlak dibutuhkan di semua sektor. Agar SDM di tanah air bisa memenuhinya, maka apapun fakultasnya harus disisipi pendidikan teknologi.

    Untuk diketahui, EDMIT hari pertama dibuka dengan sesi ‘How Edtech is Shaping the Future of Indonesia’ bersama M. Achir Taher (news anchor dan jurnalis TV) sebagai moderator, dan empat pembicara, seperti Tasya Kamila (education influencer), Marko Rasuandi (CEO of Salam Ganesha), Filda Yusgiantoro (Chairperson of Purnomo Yusgiantoro Foundation), dan A. Rinto Pudyantoro (Head of Program & Communication SKK Migas).

    Kemudian ditutup di hari ketiga dengan sesi ‘New Era of Edtech: Strengthening Educational Innovation Through Collaboration’ bersama Syafirah Rahma sebagai moderator dan lima pembicara yaitu Yani Panigoro (Ketua Majelis Wali Amanat ITB), Nadhira Afifa (Education Influencer), dan Sabda PS (CEO of Zenius).

    Kemudian ada juga Rofikoh Rokhim (Wakil Komisaris Utama BRI dan profesor FEB UI), dan Salman Subakat (CEO of PT Paragon Technology and Innovation).

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img