BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pihak epidemiolog memeringatkan kedatangan gelombang ketiga COVID-19, menyusul suasana kota di kawasan aglomerasi Bandung Raya (Kota/Kab Bandung, Cimahi, Bandung Barat) dan Bodebek semakin ramai.
“Ini membawa kekhawatiran banyak pihak, terutama pihak epidemiolog. Ini perlu disikapi Pemda kabupaten/kota dengan disiplin dan penegakkan hukum protokol kesehatan (prokes),” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil) di Bandung.
Kemacetan adalah konsekuensi peningkatan mobilitas masyarakat akibat pelanggaran PPKM. Transisi keadaan dari pendemi ke endemi, kata dia, terus berjalan bertahap.
BACA JUGA: COVID-19 Melandai, Pemkot Bandung Tambah Relaksasi
Kendati begitu, pergerakan orang tetap harus dipantau secara epidemiologis sehingga COVID-19 tetap terkendali.
Vaksinasi
Kaitannya dengan vaksinasi, Emil menyebut bahwa tingkat vaksinasi tertinggi di Jawa Barat ada di Kota Bandung. Secara teori, kemungkinan Kota Bandung menuju herd immunity.
Vaksinasi dosis pertama di Kota Bandung sudah di angka 90,22 persen atau sudah melebihi target 70 persen. Untuk dosis kedua sudah di angka 67,97 persen mendekati target.
“Begitu pun dengan Kota Bogor dan Kota Cimahi vaksinasi dosis pertamanya sudah di atas 80 persen,” kata dia.
Kendati begitu dia mengingatkan bahwa vaksin bukan obat, artinya orang yang sudah divaksin tetap berpotensi terpapar COVID-19, terlebih saat disiplin mengendur.
(Solihin)