BANDUNG,FOKUSJabar.id: Relaksasi beberapa tempat wisata Jabar mulai dibuka harus dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat, mengingat adanya varian baru COVID-19 yang dikabar ada di Korea.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik mewanti-wanti agar pengelola tempat wisata Jabar harus hati-hati dan tetap waspada pada penyebaran COVID-19. Dia juga mengingatkan kepada wisatawan jangan pernah abaikan prokes.
“Jangan kendor tempat wisata kita support untuk antigen agar siap berwisata. Tapi perlu juga 3 T, testing, tracing, treatment. Kuncinya perlu dibangun kesepakatan bersama untuk mencapai wisata aman ini,” katanya.
BACA JUGA: Destinasi Wisata Jabar Boleh Beroprasi dengan Prokes yang Ketat
Pemprov Jabar juga fokus memberikan bantuan pada pelaku industri wisata Jabar yang terdampak pandemi COVID-19 sebagai bagian dari stimulus ekonomi. Penjaringan investasi Jabar Selatan akan ditawarkan sebagai bagian dari program.
Dia berharap, dalam aplikasi peduli lindungi bisa masuk informasi wisata ini. Agar, bisa membuat strategi bagaimana wisata aman. “Pemanfaatan teknologi, terkoneksi, agar terintegrasikan orang berwisata aman,” katanya.
Sementara menurut Ketua DPD Asita Jabar, Budi Ardiansjah, setelah setahun Pandemi terjadi pelaku wisata mulai membuat berbagai program untuk bertahan. Dari mulai staycation, pay now stay letter, hingga menggenjot wisata lokal.
Akhir 2020, kata dia, pariwisata sudah mulai dibuka dengan strategi. Tapi, wisatawan dari mancanegara tak terlalu banyak karena hanya beberapa negara yang membolehkan ke Indonesia. Beberapa negara, menempatkan Indonesia di zona sedang.
BACA JUGA: PPKM Diperpanjang, 11 Kabupaten di Jabar Level 2
Di sisi lain, pariwisata domestik menjadi andalan gerakan wisata di Indonesia. Karena, nilainya mencapai Rp 305,7 triliun perolehan wisata domestik pada 2019. Hal ini, merupakan pasar besar agar pariwisata bisa berjalan. Wisata domestik, menjadi harapan walaupun banyak kendala terutama terkait persyaratan perjalanan yang masih susah.
“Fenomena yang harus diwaspadai euforia. Prokes harus tetap dilaksanakan. Pengawasan Satgas harus dilakukan ketat. Hindari kegiatan berbentuk festival,” katanya.
(Anthika Asmara)