BANJAR,FOKUSJabar.id: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, melahirkan inovasi baru untuk mengembangkan potensi di wilayah tersebut.
Mahasiswa KKN dari kelompok 139 tersebut menciptakan inovasi dalam mengolah salah satu hasil perkebunan yang menjadi icon di Desa Waringinsari. Yakni membuat dodol belimbing madu (Dolimadu).
Salah satu mahasiswa KKN, Nur Hidayat mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari beberapa program kerja kelompok lainnya.
BACA JUGA: Polisi: Penangkapan Coki Pardede Lagi Nonton Bokep
Program kerja disusun bersama rekan mahasiswa KKN lainnya. Yakni Nita, Ayu, Firant, Dwiana, Mega, Maryam, Aziz, Pamungkas, Farid dan Alfian.
“Dalam proses pembuatan dodol belimbing, kami mengajak warga di Dusun Sukanegara untuk ikut serta,” kata Hidayat.
Melalui kegiatan ini, lanjut dia, pihaknya berharap masyarakat di Desa Waringinsari bisa mendapatkan wawasan baru serta terinspirasi mengembangkan produk Dolimadu sebagai produk unggulan wilayah tersebut dan menjadi sebuah UMKM.
“Tujuannya, tentu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” dia menambahkan.
Anggota mahasiswa KKN lainnya, Dwiana menambahkan, pemilihan buah belimbing sebagai bahan dasar pembuatan dodol karena Desa Waringinsari memiliki perkebunan belimbing madu yang sangat luas.
“Potensi buah belimbing disini sangat melimpah,” kata Dwiana.
BACA JUGA: Modus Jadi Dukun, Pasutri di Banjar Gasak Ponsel Korban
Proses pembuatan dodol diawali dengan persiapan bahan-bahan dan peralatan untuk membuat dodol. Sebelumnya, masyarakat Dusun Sukanegara diperkenalkan terkait ekonomi kreatif.
Tahapan selanjutnya yaitu tahap pembuatan dodol. Prosesnya, memerlukan waktu kurang lebih empat jam dan dilanjutkan dengan proses pengemasan produk ‘Dodol Belimbing Madu’.
“Diakhir kegiatan, kami menetapkan brand Dodol Belimbing Madu dengan Jargon ‘Dolimadu Goes to Viral,” kata dia.
“Dengan cara mengelola belimbing menjadi produk UMKM ini dapat menaikan nilai jual supaya meningkatkan nilai ekonomi buah belimbing,” Dwiana menegaskan.
(Budiana Martin/Ageng)