JAKARTA,FOKUSJabar.id: Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mendukung langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang memberikan sertifikat Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) Fasilitas Fill and Finish kepada PT Biotis Pharmaceuticals dan Universitas Airlangga untuk memproduksi bibit vaksin Merah Putih.
“Kita harus mendukung dan memfasilitasi hadirnya vaksin dalam negeri mengingat kebutuhan yang sangat banyak dan mendesak. Penyerahan CPOB oleh BPOM kepada Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals merupakan langkah progresif guna mencapai kemandirian pengadaan vaksin,” kata Netty, Jumat (20/08/2021).
Netty berharap proses pembibitan vaksin Merah Putih berjalan lancar dan tidak ada lagi hambatan setelah sebelumnya cukup menimbulkan polemik.
“BPOM harus terus mengawal proses produksinya hingga mendapat izin EUA dan dapat digunakan untuk masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Anggota DPR RI Beri Bantuan Stimulan Ke UMKM di Ciamis
Netty juga meminta BPOM sebagai pemegang otoritas izin edar obat dan vaksin agar tetap memerhatikan prosedur standar dalam proses produksinya.
“BPOM harus memastikan proses produksi sesuai prosedur standar dan memenuhi syarat efikasi, keamanan dan kualitasnya. Pastikan juga proses uji klinis yang jujur dan transparan. Kita ingin vaksin Merah Putih sebagai karya anak bangsa benar-benar ampuh dan bisa menjadi kebanggaan bersama,” kata dia.
Ketua Tim Covid-19 Fraksi PKS DPR RI ini tidak setuju jika BPOM bermain-main dengan motif ekonomi atau politik dalam pemberian dukungan produksi dan izin edar.
“Taruhan penanganan pandemi adalah nyawa dan hidup rakyat. Setiap pihak yang terlibat harus bebas dari moral hazard dan hasrat tercela. Oleh karena itu BPOM harus independen dalam menjalankan tugasnya. Pastikan Indonesia mencapai kemandirian vaksin melalui proses ilmiah yang jujur, adil, dan transparan,” katanya.
Anggota DPR RI ini juga menyampaikan bahwa hadirnya vaksin buatan dalam negeri seperti vaksin merah putih akan menjadi solusi bagi keuangan negara yang hari ini terus mengimpor vaksin. Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi belanja pengadaan vaksin covid-19 telah mencapai Rp10,2 triliun per 10 Juli 2021. Dana itu digunakan untuk pengadaan 59,3 juta dosis vaksin Covid-19.
(Anthika Asmara)