BANDUNG,FOKUSJabar.id: Anemia atau kekurangan sel darah merah merupakan salah satu jenis penyakit yang sering dialami oleh masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dalam kondisi tertentu, penyakit anemia memang terlihat biasa saja. Sayangnya, penyakit ini dapat membuat kondisi tubuh memburuk dan menghambat aktivitas.
Anemia disebabkan oleh kurangnya sel darah merah atau sel darah merah yang tidak berfungsi di dalam tubuh. Ini menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh.
Gejala dapat berupa kelelahan, kulit pucat, sesak napas, pusing, limbung atau detak jantung cepat.
Pengobatan tergantung pada diagnosis utama. Suplemen zat besi dapat digunakan untuk kekurangan zat besi. Suplemen vitamin B dapat digunakan untuk kadar vitamin rendah. Transfusi darah dapat digunakan untuk kehilangan darah. Obat untuk mendorong pembentukan darah dapat digunakan jika produksi darah tubuh berkurang.
BACA JUGA: Tak Boleh Disepelekan! Ini 5 Penyakit Berbahaya Pada Remaja
jumlah darah merah (eritrosit) normal pada laki-laki berjumlah 4,32-5,72 juta sel/mcL dan perempuan sebanyak 3,90-5,02 juta sel/mcL.
Sementara itu, kadar hemoglobin normal untuk laki-laki adalah 132-166 gram/L dan 116-150 gram/L untuk perempuan. Apabila, kurang dari itu, Anda juga bisa disebut kurang darah.
Meski begitu, angka normal hemoglobin dapat berbeda-beda tergantung alat pemeriksaan yang digunakan oleh laboratorium tersebut.
Yuk intip informasinya di sini:
1. Gangguan Perkembangan Anak
Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin (Hb) berpengaruh terhadap kurangnya kandungan zat besi dalam darah. Padahal zat besi memiliki peran penting dalam mengembangkan fungsi otak dengan maksimal. Sehingga, penyakit anemia pada anak yang jarang disadari dapat mempengaruhi perkembangan kognitif menjadi tidak maksimal.
Gangguan kognitif juga berpengaruh terhadap perkembangan motorik dan mental anak. Hal ini menyebabkan anak yang menderita anemia seringkali sulit berkonsentrasi akibat fungsi otak yang tidak bisa berjalan dengan maksimal. Sehingga anak cindering memiliki prestasi akademik yang rendah dan mudah putus asa.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
Meskipun sering dianggap sepele, bahaya penyakit anemia nyatanya dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh penderita. Cleveland Clinic menyebutkan bahwa penyakit anemia dapat meningkatkan risiko terserang infeksi. Terlebih lagi kondisi ini menyebabkan kemampuan sel darah putih dalam membentuk sistem kekebalan tubuh menjadi berkurang.
Penderita anemia dari berbagai usia seringkali memiliki kondisi tubuh yang mudah sakit. Parahnya, luka yang terbentuk pada tubuh hanya akan sembuh dalam durasi waktu yang lebih lama. Kondisi kebersihan lingkungan yang tidak diperhatikan juga dapat membuat luka tersebut menjadi lebih parah dan mudah terinfeksi.
3. Kelelahan Berkepanjangan
Sel darah merah atau hemoglobin memiliki fungsi penting dalam mengedarkan darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Sehingga penyakit anemia menyebabkan kondisi tubuh kekurangan oksigen. Tak ayal jika penderita anemia seringkali mudah merasa kelelahan, sakit kepala, tidak mampu menghasilkan tenaga dan menghambat produktivitas.
4. Gangguan Jantung
Bahaya penyakit anemia jika dibiarkan juga dapat menyebabkan gangguan jantung. Pasalnya, kurangnya oksigen yang didistribusikan oleh darah mengharuskan sistem kerja jantung harus memompa lebih keras. Sistem kerja jantung yang lebih keras seringkali mempengaruhi kondisi detak jantung dan berdampak pada gangguan detak jantung atau aritmia.
Lebih dari itu, sistem kerja jantung dalam mengimbangi kurangnya oksigen dalam darah harus memompa lebih banyak darah. Sistem kerja yang terus dipaksakan dapat membuat kondisi pompa jantung melemah. Akibatnya, kondisi ini dapat memicu pembesaran jantung atau penyakit gagal jantung.
5. Depresi
Sebagaimana proses yang terjadi pada masalah gangguan perkembangan anak, kurangnya darah untuk dipompa dan dialirkan ke seluruh tubuh membuat bagian organ tertentu bermasalah. Salah satunya adalah organ otak. Meski jarang disadari, bahaya penyakit anemia dapat memicu gangguan sintesis neurotransmiter dan menyebabkan depresi.
6. Kematian
Meskipun dapat ditimbulkan oleh kondisi tertentu, penyakit anemia nyatanya dapat terjadi akibat kelainan genetik. Penyakit anemia yang terjadi akibat bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit atau anemia sel sabit dapat terjadi sejak anak-anak dan berlanjut hingga dewasa. Meski jarang disadari, penyakit yang satu ini dapat menyebabkan kematian jika tak segera ditangani.
Anemia atau kekurangan sel darah merah memang seringkali dialami oleh siapa saja. Sayangnya, penyakit ini bisa memicu penyakit lain dan menghambat aktivitas sebagaimana ulasan di atas jika tidak segera diatasi. Maka dari itu, segera periksakan diri ke dokter apabila anda merasakan gangguan kesehatan agar tidak menjadi semakin parah.
(Antik Asmara)