Kamis 12 Desember 2024

Dinkes Garut: Varian Delta Covid-19 Serang Anak-anak

GARUT,FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil (Emil) beberapa waktu lalu mengatakan, varian Delta Corona Virus Disease (Covid-19) sudah ditemukan di wilayah Kabupaten Karawang dan Kota Depok.

Demikian dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, Asep Surahman. Untuk itu, pihaknya mengingatkan warga untuk waspada terhadap varian baru Covid-19 tersebut.

Terlebih, varian Delta Covid-19 berdasarkan informasi mampu menyerang anak-anak.

“Informasinya, varian Delta Covid-19 dapat menyerang kepada anak-anak. Mungkin kemarin-kemarin kita untuk kasus anak-anak jarang sekali ditemukan karena yang terpapar mayoritas orang dewasa yang kerap melakukan mobilitas di luar rumah,” kata Asep.

BACA JUGA: 200 Pasien Positif Covid-19 Sembuh, Oded: Semoga Terus Bertambah

“Varian baru ini telah ditemukan pada anak-anak yang lumayan cukup banyak. Bahkan 50 persen itu terjadi pada anak Balita. Ini yang dikhawatirkan,” kata Dia menambahkan.

Menurutnya, sebelum ditemukan varian Delta, banyak varian-varian baru Covid-19 ditemukan di beberapa Negara. Varian baru tersebut karena adanya mutasi genetik dari Covid itu sendiri.

“Varian baru Covid-19 ini setiap waktu mengalami mutasi genetik. Awalnya kita kenal varian yang ada dari Cina (Wuhan Tiongkok), kemudian dikenal dengan varian B117 itu berasal dari Inggris. Itu sudah ditemukan di Indonesia (Sumatra, DKI dan Karawang). Lalu B1135 (varian Afrika Selatan) ditemukan di Bali. Nah sekarang yang lebih dahsyat lagi, varian B1.617.2 (varian Delta) sudah ditemukan di Provinsi Jawa Barat,” ungkap Asep.

covid-19 fokusjabar.id
Kabid P2P Dinkes Garut

Dia menyebut, varian Delta 60 persen lebih cepat menular dibandingkan varian-varian sebelumnya. Sambungnya, kasus virus Corona di India bisa menjadi perhatian masyarakat untuk waspada dan selalu menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).

“Penularan varian Delta sangat cepat. Di Indian penyebarannya begitu cepat, ratusan ribu per hari dinyatakan positif. 5 ribu di antaranya meninggal. Ini peringatan bahwa kita harus hati-hati,” pesan Dia.

Dia mengatakan, selain 60 persen lebih cepat menularkan, varian Delta Covid-19 juga kemungkinan memiliki keparahan dan bisa menimbulkan kamatian cukup tinggi. Karenanya, masyarakat diimbau agar selalu menerapkan Prokes. Dan salah satu cara yang paling ampuh agar tidak terpapar virus Corona adalah dengan vaksinasi.

Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk menyukseskan program vaksinasi massal. Khususnya vaksinasi kepada Iansia, karena di Kabupaten Garut lebih dari 70 persen angka kematian terjadi pada Lansia, sehingga lansia menjadi salah satu prioritas dalam program vaksinasi.

“Saya imbau masyarakat (lansia) segera melakukan vaksinasi di Puskesmas, Fasilitas Kesehatan atau secara massal,” kata Asep.

Penentuan Zona Warna Virus Corona

Kabid P2P Dinkes Garut mengatakan bahwa belakangan ini masyarakat sudah familiar dengan istilah zona merah, oranye, kuning dan hijau. Menurut Dia, penentuan warna tersebut ada  hitungannya.

Ada 3 indikator dan 14 sub indikator dalam penentuan zonasi warna kewaspadaan Covid-19. Zonasi tersebut sangat penting untuk menetapkan level kewaspadaan suatu daerah.

covid-19 fokusjabar.id
Ilustrasi (foto web)

“Zonasi ini sangat penting untuk menetapkan level kewaspadaan suatu daerah. Di sini ada zonasi kuning, merah, orange dan hijau. Di Garut sampai saat ini tidak ada zona hijau. Artinya, ada yang kuning, orange dan merah,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, indikator tersebut diisi dengan data hasil kegiatan surveilans yang meliputi tracing, tracking dan testing, hingga akhirnya muncul angka-angka zonasi atau zona risiko.

“Data ini berasal dari kegiatan tracing, tracking dan testing. Orang yang positif kita laporkan, dalam hal ini di situ ada variabel berapa yang positif dalam satu minggu, berapa yang suspek, berapa yang meninggal, berapa yang sembuh, berapa sampel yang diambil dalam seminggu, dan berapa angka laju insiden, ada 14 variabel sehingga ketika di kompositkan merupakan agregat dari 14 sub variable, sehingga muncul angka-angka zonasi (zona risiko),” jelas Dia.

Setelah itu, pihaknya sudah bisa menetukan warna atau level kewaspadaan suatu daerah. Kategori zona merah saat angkanya kurang dari 1.9,  zona orange saat skornya berada di angka 1.9 sampai 2.4 dan zona kuning saat skornya 2.4 ke atas.

“Ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Ketika berada di posisi zona merah, maka ada pembatasan-pembatasan tertentu. Yakni lebih hati-hati dan waspada ketika melakukan aktivitas keluar rumah,” paparnya.

(Andian/Bambang)

Berita Terbaru

spot_img