CIAMIS,FOKUSJabar.id: Tradisi ritual “Nyuguh” di patilasan Raja Pajajaran Prabu Siliwangi yang berada di Puncak Pispun Dusun Tarikolot, Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar) nyaris diabaikan warga setempat karena tidak ada penerusnya.
Menurut tokoh masyarakat Dusun Tarikolot Desa Situmandala, Caryoman, ritual nyuguh jelang bulan Mulud sudah turun temurun dari beberapa generasi.
“Saat akhir Bulan Sapar, dulu hampir semua warga (satu desa) melakukan ritual tersebut di Puncak Pispun,” katanya.
BACA JUGA: Microsoft Bakal Segera Rilis Windows Terbaru
Ritual Nyuguh sendiri konon merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat terhadap junggjunanya Raja Pajajaran Prabu Siliwangi.
“Konon menurut cerita orangtua terdahulu, saat itu Sang Prabu Pajajaran sedang ngontrol ke wilayah kerajaanya. Tiba di daerah Tarikolot, warga masyarakat menyambutnya dengan memberikan makanan. Sejak itu sampai sekarang tradisi itu dilakukan warga di sini,” ungkapnya.
Ceryoman menjelaskan, karena saat ini generasi muda kurang paham akan karuhunnya, maka tradisi tersebut hanya dilakukan oleh para orangtua saja.
“Dalam ritual tersebut makanan yang dihidangkan untuk para Karuhun berupa Kupat Salamet, Kupat Tangtangangin, Kelapa muda dan Tumpeng serta bunga rampe lengkap, ” terangnya.
Caryoman menambahkan, walaupun tradisi ritual di Puncak Pispun sudah hampir punah karena tidak ada generasi muda yang melaksanakanya tetapi bagi para orangtua tetap dilaksanakan karena kalau tidak dilaksanakan akan ada peristiwa yang bisa merugikan masyarakat di lingkungan daerah tersebut.
“Pernah satu kali kami lupa tidak Nyuguh, besoknya semua ternak Kambing dan Sapi milik warga mati mendadak seperti dicakar Harimau,” ungkapnya.
(Husen Maharaja/Bambang)