spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    Anggota Komisi IV DPR RI Desak Pemerintah Stop Buah Impor

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono menyoroti anjloknya harga jeruk lokal di pasaran. Menurut dia, hal itu terjadi karena serbuan buah impor, sehingga harga terpengaruh mekanisme pasar.

    “Suplai melimpah, harga tergerus turun. Ini tentu menjadi perhatian dan harus diberikan solusi kepada petani jeruk,” kata Ketua DPD PDIP Jawa Barat itu, Senin (12/4/2021).

    Pihaknya dengan tegas menolak masuknya buah-buah impor, salah satunya jeruk. Dia bahkan mendesak pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pertanian untuk lebih fokus mengembangkan buah-buahan lokal yang bisa bersaing dengan produk impor.

    Hal tersebut, kata Ono, bisa membantu petani lokal menjual hasil kebun mereka di tatanan yang lebih tinggi.

    “Ditjen Holtikultura harus lebih fokus mengembangkan keberadaan buah-buahan lokal. Sekarang buah impor sudah sangat dominan, sehingga agak sulit kita temukan buah-buah lokal di tempat-tempat penjualan buah,” kata dia.

    BACA JUGA: DPRD Jabar Siap Dorong Bansos 3-4 untuk Industri Kecil

    Selain itu, dia pun mendesak Kementerian Perdagangan agar Stop buah impor yang merugikan petani buah lokal dan mengatur tata niaga terkait komoditas buah-buahan yang mendorong perlindungan bagi petani buah lokal. Sehingga, pemerintah harus selektif memberikan izin impor, utamanya buah-buahan.

    “Harus ada pengaturan yang tepat agar petani lokal bisa tetap bersaing di pasar nasional, bahkan bisa melakukan ekspor ke negara lain. Perlindungan kepada petani buah lokal harus dilakukan,” kata Ono.

    Ono pun menginstruksikan seluruh jajaran kader PDIP di KBB untuk memberikan pendampingan dan advokasi kepada petani jeruk yang ada di Lembang, KBB.

    “Jangan sampai biaya menanam atau perawatan lebih besar dari pada pendapatan, karena harga buah jeruk yang rendah,” kata dia.

    Sebelumnya, salah seorang petani jeruk di Lembang Amang mengatakan bahwa dirinya bisa menjual jeruk ke perusahaan minuman kemasan dengan harga Rp35 ribu per kilogram. Saat ini harganya anjlok hingga Rp7 ribu per kilogram.

    Atas kondisi tersebut Amang pun enggan memanen jeruk, bahkan membiarkan buah tersebut berserakan di bawah pohon di kebun miliknya.

    “Karena tidak dipanen, jeruk makin menguning kemudian jatuh, dan akhirnya membusuk. Kalau dipanen juga rugi. Hal ini juga dialami beberapa petani jeruk yang ada di sini,” kata Amang.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img