BANDUNG,FOKUSJabar.co.id: Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) yang terjadi 75 tahun silam, menjadi momentum untuk kembali mengingatkan semangat akan perjuangan, pengorbanan dan kebersamaan warga Bandung dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Pada 24 Maret 1946 lalu, merupakan sikap tegas dari warga Bandung yang menolak kembali penjajahan. Mereka lebih baik membumihanguskan harta bendanya daripada kembali dijajah sekutu.
Peristiwa tersebut meninggalkan sejarah yang diukir dalam bentuk stilasi. Namun, stilasi yang memiliki nilai sejarah tersebut dalam kondisi tidak terawat.
“Kita mendorong Pemkot Bandung memperhatikan salah satu monumen-monumen yang sering disebut stilasi, karena itu saksi sejarah, hari ini stilasi Kota Bandung yang ada 10 itu kondisinya kurang terawat,” kata Ketua DPRD Kota Bandung, Teddy Rusmawan, di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana Jabar Rabu (24/3/2021).
BACA JUGA: Wali Kota Bandung Berharap Seluruh Warganya Dapat Jatah Vaksin
Menurutnya, pemeliharaan terhadap stilasi seharusnya terus dilakukan oleh Pemkot Bandung. Bahkan, pemkot Bandung harus melakukan inovasi terhadap stilasi agar dapat terus diingat oleh masyaraka.
“Kemudian ada sisi edukasi, tidak hanya monumen atau tanda saja, jadi ada edukasinya pernah terjadi apa gitu, jadi mohon kepada pemkot untuk ada papan edukasi,” katanya.
Teddy mengatakan, keberadaan stilasi saat ini perlu ditata ulang kembali. Pasalnya berada dipemukiman masyarakat.
“Memang beberapa itu ada dalam ruangan, posisinya tidak pas, nah itu dipertimbangkan untuk ada penggantinya di sekitar sana tapi ada penggantinya. Dengan seperti itu, kelihatan keseriusan pemerintah untuk merevitalisasi stilasi bandung lautan api,”katanya.
Teddy menambahakan, lokasi stilasi Bandung Lautan Api agar di jadikan objek wisata edukasi, Dengan Begitu, keberadaan stilasi dapat terawat sekaligus menjadi destinasi wisata.
“Lalu, untuk masyarakat kota bandung untuk mengetahui lebih detil, saya mendorong untuk menjadikan wisata sejarah, di bikin jalur sepeda dari sepuluh titik itu, dari Muhammad Toha sampai ke monumen tegallega, dari Dago, alun-alun karena kalau Bandros udah susah. Hanya perlu terus dipelihara, kemudian ada inovasi-inovasi, kita mendorong ada sesuatu dimomen 75 tahun BLA, agar dikembangkan wisata sejarah, akan jadi destinasi yang menarik,” katanya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)