BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik memastikan bahwa protokol kesehatan menjadi hal utama dalam West Java Calendar of Event 2021. Program bertajuk Smiling West Java ini pun fokus pada pariwisata berbasis alam dan kebudayaan.
Dedi menyebut, kegiatan yang masuk dalam West Java Calendar of Event 2021 sudah dikurasi oleh banyak pihak, termasuk tim ahli. Dari sekira 342 agenda yang masuk, hanya 50 kegiatan yang dianggap memenuhi kriteria.
Kriteria yang dimaksud, selain unik, komersial, kreatif dan memiliki nilai budaya, tim ahli menilai segi komitmen dari kepala daerah. Karena pengajuan agenda datang dari kabupaten kota, maka mereka harus siap dengan segala hal penyelenggaraan, promosi, termasuk protokol kesehatan.
“Kurasi ini menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. Jadi, mau tidak mau harus ada penyesuaian dari sisi kriteria. Karena, selain upaya pertumbuhan ekonomi, isu kesehatan juga tetap penting,” kata Kepala Disparbud, Rabu (4/3).
BACA JUGA: Ayoo Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang Ke-13 Telah Dibuka
“Untuk skala Jawa Barat ada 50 agenda, lalu yang didorong untuk menjadi agenda skala nasional itu ada 10 agenda. Fokusnya memang lebih banyak kebudayaan dan pariwisata berbasis alam,” Kepala Disparbud melanjutkan.
Dari 50 agenda skala Jawa Barat yang masuk dalam program ini di antaranya, Bandung Design Bienalle (Kota Bandung), Sapta Wara Wayang Kulit (Kabupaten Cirebon), Festival Waduk Darma (Kabupaten Kuningan), Situ Gede Art Festival (Kota Tasikmalaya).
Sedangkan agenda yang masuk skala nasional, di antaranya Asia Afrika Festival (Kota Bandung), Ceramic Musik Fwstival (Kabupaten Majalengka), Festival Tari Topeng (Kota Cirebon), dan Seren taun Ciptagelar (Kabupaten Sukabumi)
Penyesuaian berlaku pada teknis penyelenggaraan. Dedi mengatakan ada beberapa agenda yang menggunakan sistem daring. Contohnya, sistem ini berlaku untuk sebuah pagelaran seni budaya.
“Ada beberapa event konsepnya hybrid, off line dan online. ada pertunjukan seni budaya, ada pula yang memperlihatkan keindahan alam. Intinya, protokol kesehatan ini mutlak harus dilakukan,” jelas Kepala Disparbud.
“Dan kebudayaan ini yang menjadi kekuatan pariwisata di Jabar,” ucap Dedi.
Diketahui, kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2019 ke Jawa Barat mencapai 62 juta jiwa. Sedangkan wisatawan mancanegara 1,8 juta jiwa. Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 membuat capaian kunjungan wisatawan menurun karena ada kebijakan skala luar negeri dan dalam negeri yang membatasi pergerakan manusia.
Dedi Taufik mengatakan tahun ini, sektor pariwisata menjadi salah satu yang diandalkan untuk perbaikan perekonomian. Program West Java Calendar of Event 2021 ini menjadi salah satu upaya dari pemerintah Provinsi Jawa Barat beserta pemerintah kabupaten kota.
“Ketika pandemi, kunjungan wisatawan nusantara sepanjang tahun 2020 itu 30 juta jiwa. Sedangkan wisatawan mancanegara 30 ribu. Tahun ini, target kami minimal bisa menjaga catatan tahun lalu,” kata Kepala Disparbud.
Diketahui, West Java Calendar of Event 2021 diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Rabu (3/3). Ia berharap program ini berdampak positif pada sektor pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif Jabar usai terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Semua event akan berlangsung dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Protokol kesehatan pun akan diterapkan dengan ketat. Menurut dia, pariwisata adalah bisnis kebahagiaan. Semua desa maupun kota di Jabar menyimpan potensi pariwisata yang besar.
“Hari ini kita optimistis ingin memulihkan ekonomi melalui adaptasi dengan produktivitas di bidang kebudayaan,” kata Kepala Disparbud.
Dalam acara peluncuran tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani terkait pengelolaan dan penggunaan hutan lindung dan hutan produksi di Jabar.
Senada dengan Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap CoE tahun ini bisa turut memulihkan kondisi di Jawa Barat yang sempat terpuruk akibat Covid-19. Diharapkan juga berbagai kegiatan yang ada dapat memberi dampak positif untuk masyarakat.
“Dengan mengedepankan protokol kesehatan, event tentunya harus memberi manfaat bagi masyarakat lokal dan pengalaman berharga untuk wisatawan. Pelaksanaan event juga harus relevan dengan kondisi saat ini, wajib menerapkan CHSE. Semoga pandemi ini segera berakhir. Mari tetap semangat berinovasi dan berkolaborasi untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucap Menparekraf.
“Kita harus optimis dan produktif di tengah kondisi yang melemahkan. Kita harus tunjukkan bahwa covid tidak bisa mengalahkan sifat manusia yaitu kemajuan. Semoga di 2021 ini, event-event yang ada bisa terselenggara dengan baik, pengerjaan ekraf pun bisa terus berlangsung agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai,” tuturnya.
(Anthika)