GARUT,FOKUSJabar.id: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT. Agro Jabar jalin kerja sama pembelian sapi dengan BUMD Nusa Tenggara Barat (NTB) PT. Gerbang NTB Emas, bertempat di Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Rabu (27/1/2021).
Untuk kerja sama tahap pertama, Jawa Barat akan menerima 1.000 ekor sapi dari Pemprov Nusa Tenggara Barat.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, melalui kerja sama tersebut, Jabar mendapatkan suplai daging sapi dari NTB.
BACA JUGA: Selama 2 Pekan, 31 Pelaku Usaha di Kota Bandung Langgar PSBB
Emil berharap, dengan kerja sama tersebut kebutuhan daging Jawa Barat dapat terpenuhi tanpa harus impor.
“Kami bangga mendapat suplai daging sapi secara antarprovinsi. Mudah-mudahan Jabat tidak selalu mengandalkan impor,” kata Kang Emil di Garut.
“Bisa mandiri dengan suplai dan pasar dari dalam negeri khususnya NTB yang diproklamasikan sebagai provinsi sejuta sapi,” kata Gubernur Jawa Barat menambahkan.
Menurut Gubernur Jawa Barat, dalam kerja sama tersebut, bibit penggemukan sapi dikirim ke Jabar.
“Dimulai dari proyek penggemukan (minimal dari dalam negeri sendiri yaitu dari NTB). Setelah itu suplai sapi buat Jabar terbagi dua. Ada yang murni Jabar, maksimal antarprovinsi bukan lintas negara,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Emil juga meresmikan teknologi smart greenhouse dengan metode pertanian sistem infus untuk meningkatkan produktivitas panen Jagung.
Teknologi smart greenhouse bertujuan untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal.
Metode sistem infusnya didesain khusus dengan program komputerisasi untuk mengatur pemberian pemupukan (nutrisi) pengairan secara otomatis.
Emil berharap, metode pertanian di masa depan sudah bisa meninggalkan sistem konvensional yang akan memakan waktu lama untuk memanen produk pangan. Salah satunya, Jagung.
“Kami resmikan pertanian infus menggunakan teknologi agar ke depan pertanian tidak lagi konvensional, tapi menggunakan teknologi yang bisa menghemat air. Dengan begitu, petani bisa meningkatkan produknya selama 12 bulan,” sambung Gubernur Jawa Barat.
Selain itu, Dia akan memaksimalkan beberapa lahan milik Provinsi Jabar yang amat subur untuk menanam komoditas pangan.
“Menanam apa saja di Jabar akan meningkat karena tanahnya subur. Kenapa saya lahirkan program Petani Milenial, karena alamnya juga indah. Terlebih Garut itu serba ada,” ucap Gubernur jabar.
Program Petani Milenial akan diluncurkan pada Februari 2021. Nantinya, Petani Milenial dapat memanfaatkan lahan milik Pemerintah Provinsi Jabar untuk menanam komoditas pangan.
“Nanti mereka akan diberikan modal oleh bank bjb, dibeli dan dibimbing produknya oleh PT. Agro Jabar. Intinya walaupun tinggal di desa, rezeki kota dengan bisnis digital yang Insya Allah bisnis mendunia,” tuturnya.
“Kita harus bersama-sama menjadikan pangan sebagai sumber pendapatan utama ekonomi di Jabar,” tekad Emil.
Sekda Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi mengatakan, kedatangannya ke Provinsi Jabar untuk menindaklanjuti kerja sama.
“Desember 2020 lalu, Kang Emil hadir di Mataram, sekaligus orasi kebangsaan. Dalam agenda tersebut, selain kerja sama dibidang peternakan, kami akan belajar banyak bagaimana dengan mengelola potensi alam yang kami miliki,” kata Gita.
Selain itu, pihaknya akan mengadopsi program Petani Milenial yang digagas Pemprov Jabar untuk mengembangkan sektor pertanian di NTB.
“Ini tentu menginspirasi kami karena di NTB tengah berjuang keras menyadarkan masyarakat muda yang lebih senang bekerja migran. Kami akan coba sosialisasikan potensi lahan untuk dimanfaatkan milenial,” katanya.
“Sekarang kami berjodoh antara PT. Agro Jabar dan PT. Gerbang NTB Emas di bidang peternakan. Insya Allah dengan tersedianya pasar Jabar menggemukan sapi dapat menginspirasi untuk kami kembangkan dan akan berlanjut terkait komoditi lainnya di tahun depan (Lobster),” ujar Dia.
Direktur Utama (Dirut) PT. Agro Jabar, Kurnia Fajar mengatakan, pihaknya dan PT. Gerbang NTB Emas berencana juga menjalin kerja sama budidaya Lobster (setelah peternakan sapi).
“Mudah-mudahan kerja sama tersebut bisa berjalan lancar untuk mengurangi pembelian sapi impor. Dan rencana tahun depan akan mulai menjajaki kerja sama budidaya Lobster,” ungkap Kurnia.
Menurut Kurnia, pihaknya akan berupaya memaksimalkan lahan milik Pemprov Jabar untuk meningkatkan hasil pangan dengan smart farming.
“Kami melakukan smart farming dengan teknologi infus. Yang pertama kami bangun smart greenhouse 3.000 meter di Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. Kami akan menanam tanaman yang lebih high value,” tuturnya.
“Dipilihnya Kabupaten Garut karena merupakan wilayah yang paling hebat dalam menanam Jagung. Adanya metode ini diharapkan dapat meningkatkan produksi panen Jagung,” kata Kurnia.
(Andian/Bambang)