Kamis 12 Desember 2024

Puasa Ayyamul Bidh Tanggal 26,27,28 Januari, Berikut Keutamaannya

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu puasa Sunnah yang dilakukan pada pertengahan bulan Hijriah. Puasa Ayyamul Bidh dilakukan selama tiga hari biasanya jatuh pada hari ke 13,14 dan 15 dari bulan Hijriah (Qomariyah).

Pada penanggalan Masehi tahun ini, Puasa Ayyamul Bidh Jatuh pada tanggal 26,27 dan 28 Januari 2021.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Barang siapa yang menjalankan puasa tiga hari Ayyamul Bidh, maka sama dengan puasa selama sebulan. Sedangkan jika dilakukan setiap bulan, maka sama dengan puasa selama setahun penuh. Demikian sebagaimana yang kami pahami dalam riwayat di bawah ini:

وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Artinya, “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kau lakukan. Karena itu, maka puasa Ayyamul Bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim). Seperti dilansir nuonline.

Niat Puasa Ayyamul Bidh.

َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

Arti dari Puasa Ayyamul Bidh.

Menurut keterangan yang terdapat dalam kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari diterangkan bahwa, dinamai ayyamul bidh karena terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.

Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong.

Baca Juga : 15 Manfaat Jeruk Nipis untuk Kesehatan Anda

Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari pada bulan Hijriah (tanggal 13, 14, 15). Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih. Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.

Adapun pendapat lain yang menerangkan bahwa, dinamai ayyamul bidh karena malam-malam tersebut terang benderang disinari rembulan, dan rembulan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam sampai terbit kembali. Karenanya, pada hari-hari itu malam dan siang seluruhnya menjadi putih (terang).

وَقِيلَ سُمِّيَتْ بِذَلِكَ لِأَنَّ لَيَالِي أَيَّامِ الْبِيضِ مُقْمِرةٌ وَلَمْ يَزَلِ الْقَمَرُ مِنْ غُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى طُلَوعِهَا فِي الدُّنْيَا فَتَصِيُر اللَّيَالِي وَالْأَيَّامُ كُلُّهَا بِيضًا

Artinya, “Pendapat lain menyatakan, hari itu dinamai ayyamul bidh karena malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di bumi. Karenanya malam dan siang pada saat itu menjadi putih (terang),” (Lihat Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi, ‘Umdatul Qari` Syarhu Shahihil Bukhari, juz XVII, halaman 80). Seperti dilansir dari nuonline.

(Fauza/Erwin)

Berita Terbaru

spot_img