CIAMIS,FOKUSJabar.id: Dalam sehari penarikan sampah organik di Kabupaten Ciamis mencapai 4,8 ton. Agar tidak membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap, sampah organik dimanfaatkan sebagai pakan magot dan kompos.
Kabid Kebersihan dan Pertamanan DPRKPLH Ciamis Giyatno mengatakan, solusi mengatasi sampah organik salah satunya dimanfaatkan untuk pakan Magot. Di Kabupaten Ciamis, sedikitnya terdapat 42 pembudidaya magot dan salah satunya yakni di TPA Banjar Anyar serta Kertabumi Cijengjing.
“Dulu untuk pakan magot dari sampah Organik memang kekurangan. Tapi saat ini untuk kebutuhan pembudidaya magot sudah terpenuhi. Pasalnya, setiap rumah makan di Ciamis kita sediakan ember 25 kg untuk tempat sampah organik,” kata Giyatno saat ditemui di ruangannya, Selasa (26/1/2021).
BACA JUGA: Keterisian Tempat Tidur di RS Rujukan Menurun
Saat ini, lanjut dia, sekitar 50 rumah makan sudah memiliki tempat sampah organik dengan menggunakan ember 25 kg. Selanjutnya, petugas kebersihan mengambilnya dalam seminggu dua kali.
Selama tahun 2021, pihaknya menargetkan satu desa minimal memiliki satu pembudidaya magot. Mengingat, potensi pasar yang masih terbuka luas.
“Magot banyak sekali dibutuhkan peternak, terlebih para peternak ayam dan ikan. Kandungan dari magot ini proteinnya sampai 60 persen. Dari sisi kematian ternaknya pun kecil kalau pakai pakan magot,” Giyatno menerangkan.
Giyatno menambahkan, pihaknya terus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mulai memilah sampah organik dan non-organik sejak dari rumah. Dengan demikian, permasalahan sampah di Kabupaten Ciamis sudah teratasi sejak tingkat rumah tangga.
“Mulai dari saat ini, mari kita menanamkan kebersihan dari lingkungan keluarga. Pilah sampah organik dan non-organik sejak dari rumah. Mari bersama-sama menyelesaikan permasalahan sampah dan ini bisa berjalan baik jika semuanya mempunyai peran, tanggung jawab dan kesadaran,” kata Giyatno.
(Riza M Irfansyah/Ageng)
