BANJAR,FOKUSJabar.id: Menyusul tidak adanya rekruitmen dari sejumlah perusahaan yang ada di Indonesia akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), jumlah Pencari Kerja (Pencaker) yang berasal dari Kota Banjar tahun ini menurun dibandingkan tahun 2019.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banjar, Jawa Barat (Jabar), Asep Tatang Iskandar. Kata Dia, berdasarkan data pembuat kartu kuning atau AK1 yang merupakan salah satu syarat dalam mencari pekerjaan dari Januari-Desember 2020 mencapai 2.150 orang lebih, berbeda dengan tahun sebelumnya yang mencapai 3.635 orang.
“Tahun ini (2020) baru mencapai 2.150 sedangkan tahun sebelumnya (2019) mencapai 3.635, dan diprediksi tahun ini tidak akan mencapai angka tahun lalu,” ungkapnya di Banjar kepada wartawan, Rabu (29/12/2020).
BACA JUGA: Positif Covid-19, Syekh Ali Jaber Meminta Doa serta Dukungan Dari Seluruh Umat Muslim
Menurut Dia, penurunan pencaker tahun 2020 di Kota Banjar karena rekruitmen di perusahaan dikurangi karena Covid-19 yang berdampak pada semua lini sektor. Termasuk pada rekruitmen karyawan.

Pandemi Covid-19 berdampak juga pada penyelengaraan job fair tahun 2020. Hal itu dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumanan yang mana tidak sesuai dengan imbauan pemerintah yakni menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan prilaku 3M 1T (Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Tidak Berkerumun.
“Tahun ini tidak diadakan job fair secara langsung karena dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan, namun pemerintah provinsi Jabar mengambil terobosan dengan mengcover job fair melalui online,” terangnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil terobosan job fair melalui online sebagai upaya dalam menekan pengangguran sehingga pencaker tetap bisa mendapatkan pekerjaan meski di tengah pandemi.
“Ya, meski harus melalui proses seleksi,” kata Asep.
Sementara itu, dari informasi yang dihimpun FOKUSJabar dampak dari pandemi Covid-19 tidak hanya pada angka penurunan pencaker saja melainkan banyaknya masyarakat Banjar yang harus kehilangan pekerjaannya karena dirumahkan akibat menurunnya pendapatan sejumlah perusahaan.
(Budiana Martin/Bambang)