spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    September 2020, Kasus DBD di Kota Bandung 2.557 Kasus

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mencatat hingga  September 2020, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 2.557 kasus. Jumlah tersebut diprediksi akan mengalami peningkatan hingga akhir tahun.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rosye Rosdiani mengatakan, jumlah tersebut dinilai masih rendah jika dibandingkan jumlah kasus di tahun lalu. Meski begitu, jumlah kasus tersebut terbilang cukup tinggi.

    “Kalau tahun lalu itu kan memang luar biasa jumlahnya. Tapi dengan 2.557 itu sudah cukup tinggi,” kata Rosye di Kota Bandung, Rabu (18/11/2020).

    BACA JUGA: 100 Ribu Murid SD di Kota Bandung Diimunisasi Campak Rubella

    Menurutnya, dari 2.557 kasus, terdapat 12 orang yang meninggal dunia. Angka kasus tersebut akan terus meningkat.

    “Itu kan data sampai September, nanti sampai akhir tahun pasti bertambah jumlahnya,” katanya. 

    Meski begitu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menekan angka kasus DBD di Kota Bandung.

    “Kita sosialisasi terus, sampe bosan kali ya. Yang terutama itu tetap, mereka (masyarakat) melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, lalu Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik,” ungkapnya.

    Pihaknya merasa prihatin dengan adanya kasus kematian akibat DBD. Sebab, dengan status Kota Metropolitan seharusnya hal itu tidak terjadi mengingat tersedianya fasiltas yang memadai.

    “Padahal di Kota Bandung ya, fasilitasnya banyak kenapa sampai meninggal. Jadi kita upayakan untuk mereka sedini mungkin untuk mengenal DBD,” jelasnya.

    Rosye menambahkan, masyarakat dapat menggunakan fasilitas deteksi DBD yang tersedia disetiap pukesmas. Sehingga, kata dia, dengan fasilitas tersebut, penanganan bisa dapat dilakukan dengan lebih dini.

    “Di Puskesmas itu sudah ada pemeriksaan NS1. NS1 itu kaya rapidnya DBD. Jadi yang ada gejala seperti Demam, tidak harus nunggu hari ke 3, cek darah, trombositnya turun dan lain-lain. Jadi dengan NS1 kita bisa tahu lebih cepat,”pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Bambang)

    Berita Terbaru

    spot_img