spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    Sejarah Singkat Hari Pahlawan Nasional di 8 Negara

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Hari Pahlawan Nasional diselenggarakan pada hari kelahiran pahlawan nasional maupun peringatan peristiwa yang mengantarkan mereka jadi pahlawan.

    Di Angola, Hari Pahlawan Nasional jatuh pada tanggal 17 September bertepatan dengan kelahiran Agostinho Neto.

    Hari Pahlawan Nasional di Barbados jatuh pada tanggal 28 April dan di Tanjung Verde 20 Januari. Tanggal 20 Januari memperingati pembunuhan Amilcar Cabral oleh Portugal yang diperingati sebagai lambang perlawanan atas kolonialisme dan eksploitasi.

    Di Namibia Hari Pahlawan Nasional diperingati tanggal 26 Agustus, yang menandai awal perjuangan bersenjata selama perang kemerdekaan Namibia.

    BACA JUGA: Peringati Hari Pahlawan ke-75 LVRI Kota Bandung Gelar Syukuran dan Doa Bersama

    Hari Pahlawan Nasional Filipina jatuh pada tanggal 30 Agustus. Karena kebijakan ekonomi hari raya negeri itu, proklamasi kepresidenan biasanya dikeluarkan untuk memindahkan peringatan hari raya nasional ke hari Senin atau Jumat yang terdekat, yang dalam hal ini jatuh pada tanggal 31 Agustus 2009.

    Pada tanggal 30 Agustus, Filipina memperingati “Tangisan Pugad Lawin” oleh revolusioner Filipina bernama Katipunan yang dipimpin oleh Andres Bonifacio.

    Hari Pahlawan Nasional di Saint Kitts dan Nevis jatuh pada tanggal 16 September (Robert Llewellyn Bradshaw).

    Hari Pahlawan Nasional di Kepulauan Turks dan Caicos jatuh pada hari Senin terakhir di bulan Mei. Di Zimbabwe jatuh pada tanggal 11 Agustus dan di Zambia jatuh pada hari Senin pertama di bulan Juli.

    Sementara di Indonesia, Hari Pahlawan Nasional diperingati setiap tanggal 10 November untuk memperingati pertempuran di Surabaya Jawa Timur antara milisi nasionalis Indonesia dan sekutu, yang merupakan konflik bersenjata skala besar pertama antara Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

    Presiden Soekarno menetapkan Hari Pahlawan Nasional melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959 lalu.

    Kala itu, para tentara dan milisi Indonesia yang pro terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia gagah berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda.

    Sutomo (Bung Tomo) menjadi salah satu tokoh yang berhasil membangkitkan perlawanan rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.

    Pahlawan nasional dikenang karena seruan-seruannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan semangat kemerdekaan.

    Padahal saat itu Surabaya tengah diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa.

    Saat itu sejarah mencatatkan bahwa rakyat Surabaya berhasil memukul mundur pasukan Inggris.

    Saat itu Presiden Soekarno memerintahkan untuk gencatan senjata pada 29 Oktober 1945. Pertempuran kembali pecah pada 30 Oktober 1945.

    Saat itu rakyat di Surabaya bersama para pejuang bertempur melawan tentara Inggris. Pada pertempuran tersebut, jumlah kekuatan tentara sekutu sekitar 15 ribu pasukan.

    Sekitar 6 ribu rakyat Indonesia gugur dalam pertempuran di Surabaya yang terjadi selama tiga minggu.

    Berdasarkan buku Bung Tomo yang bertajuk Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempor 10 November karya Abdul Waid pertempuran itu dipicu oleh beberapa sebab.

    Peristiwa itu bermula setelah terjadinya kekalahan Jepang, kemudian rakyat dan pejuang Indonesia berupaya keras mendesak untuk menyerahkan semua senjatanya kepada Indonesia.

    Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil. Saat itu Indonesia masih bergejolak terutama antara rakyat dan tentara asing.

    10 November 1945 merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah negara Republik Indonesia. Karena terjadi pertempuran besar pascakemerdekaan yang dikenal juga sebagai pertempuran Surabaya.

    Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional sang saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

    Gerakan pengibaran bendera tersebut meluas ke seluruh daerah-daerah. Salah satunya di Surabaya.

    Pada pertengahan September, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan mereka berada di Surabaya pada 25 September 1945.

    Tentara Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

    Tugas mereka adalah melucuti tentara Je[ang dan memulangkan mereka ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang sekaligus mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.

    Hal tersebut memicu kemarahan masyarakat Surabaya. Mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.

    Mereka protes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato dan meminta bendera Belanda diturunkan lalu kibarkan bendera Indonesia.

    Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan berakhir meruncing, karena Ploegman mengeluarkan pistol dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan tersebut.

    hari pahlawan nasional fokusjabar.id
    Ilustrasi (foto web)

    Hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik di Hotel Yamato pun terjadi ricuh.

    Sejumlah warga ingin masuk ke hotel, tetapi Hariyono dan Koesno Wibowo yang berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.

    Kemudian pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata.

    Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak hingga mobil yang ditumpanginya diledakan oleh milisi.

    Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, dia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor serta meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan.

    Tak hanya itu, mereka pun meminta orang Indonesia menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.

    Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah hingga terjadi pertempuran 10 November.

    Perang antarkedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, K.H. Hasyim Asyari dan Wahab Hasbullah.

    Hari Pahlawan tahun ini mengangkat tema “Pahlawanku Sepanjang Masa” yang diperingati tanggal 10 November 2020. Peringatan Hari Pahlawan tidak bisa dilepaskan dari sejarah Pertempuran Surabaya yang berpuncak pada 10 November 1945.

    Peringatan Hari Pahlawan tahun 2020 dilakukan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya mengingat masih dalam suasana pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Upacara bendera menjadi salah satu agenda utama namun wajib dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan.

    Tahun ini mengusung tema ‘Pahlawan Sepanjang Masa’ dengan maksud mengenang dan menghormati jasa serta perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

    (Bambang Fouristian/berbagai sumber)

    Berita Terbaru

    spot_img