BANDUNG,FOKUSJabar.id: Relaksasi sektor pariwisata di Kota Bandung harus ditingkatkan pada liburan natal dan tahun baru 2020 mendatang, mengingat okupasi pariwisata libur panjang Oktober lalu mencapai lebih 40 persen.
Kepala Disbudpar kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, pihaknya akan mengajukan penamabahan relaksasi sektor pariwisata kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kota Bandung, yang memiliki kewengan untuk menyetujui relaksasi.
“Sebarannya merata, hampir semua rata-rata 40 persen lebih. Protokol kesehatan diterapkan dengan baik. Dan ini menjadi bahan evaluasi kami untuk menghadapi libur Nataru nanti,” kata Kenny saat di hubungi melalui sambungan telpon Senin (2/11/2020).
BACA JUGA: Libur 2020, Pendapatan Parkir Kota Bandung Lesu
Kenny menjelaskan, alasan menambah relaksasi adalah untuk meningkatkan laju ekonomi sektor wisata, mengingat sektor wisata ini penyumbang Penghasilan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung yang cukup besar.
“Saya berharap relaksasi bisa pelan-pelan dinaikkan jadi 60 atau 70 persen. Sehingga pada saat libur Nataru nanti bisa semakin membaik. Kota Bandung hasil evaluasi kami setelah pekan lalu, ternyata masih menjadi tujuan destinasi wisatawan, bersama daerah lain di Bandung Raya,” kata Kenny.
Kenny mengatakan, ada beberapa catatan yang perlu di tingkatkan terutama sosialisasi terkait protokol kesehatan. Berdasarkan catatan di lapangan, kata dia, masih banyak wisatawan yang sedikit abai terhadap kedisiplinan menggunakan masker.
Meski begitu, pihaknya meyakini hal serupa tidak terjadi di hotel dan sarana pariwisata, yang secara rutin di lakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan. Dengan begitu, resiko penyebaran virus Covid-19 pun bisa di minimalisir.
“Kalau di hotel kan wisatawan langsung masuk ke dalam kamar, tidak berkerumun. Dan sebelum masuk hotel pun, mereka harus melewati protokol pemeriksaan yang ketat termasuk penerapan protokol kesehatannya. Jadi kami tidak terlalu khawatir. Tinggal sosialisasi kedisiplinan di luar sarana pariwisata saja yang jadi pekerjaan rumah bagi kami,” kata dia.
Disinggung tentang usulan penambahan relaksasi di sektor pariwisata lainnya, kenny menegaskan, untuk saat ini pihaknya belum berencana mengusulkan kembali di luar relaksasi kapasitas hotel, restoran, dan kafe. Bagi Disbudpar, masalah kesehatan tetap menjadi yang paling utama.
“Tidak dulu deh untuk yang lain, sementara kita usulkan itu saja dulu (penambahan kapasitas). Untuk yang lainnya, mungkin nanti tahun depan,” kata Kenny.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)