DEPOK,FOKUSJabar.id: Vaksin akan fokus diberikan kepada lima daerah ‘penyumbang’ 70 persen kasus Covid-19 di Jabar, yakni Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek). Demikian disampaikan Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) saat memantau simulasi sistem pemberian vaksin di Puskesmas Poned Tapos, Kota Depok, Kamis (22/10/2020).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Jabar Marion Siagian mengatakan, vaksinasi di Jabar menyasar 36 juta warga rentang usia 18-59 dari total penduduk hampir 50 juta jiwa. Adapun jumlah kebutuhan vaksin di Jabar mencapai 72 juta lebih dosis, dengan satu orang dua dosis penyuntikan sehingga totoal sasaran sekitar 36.072.969 orang.
Adapun prioritas sasaran vaksinasi, sesuai Peraturan Presiden no 99 tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaannya adalah tenaga kesehatan (nakes) dan TNI /Polri dengan kebutuhan 315.564 dosis untuk total sasaran sekitar 157.782 orang di Jabar.
BACA JUGA: Bio Farma Produksi Vaksin Covid-19 untuk CEPI
“Kemudian kelompok pelayan publik 95.248 orang dengan kebutuhan vaksin 190.496. Kami masih meng-update terus supaya pada hari H semua kelompok prioritas bisa tercakup,” kata Marion.
Pihaknya pun akan menambah vaksinator terlatih yang saat ini sudah mencapai 1.094 orang. Sementara nakes di Jabar berjumlah 85 ribu orang.
Kemudian untuk total alat pendingin (tempat menyimpan vaksin) di seluruh wilayah Bodebek berjumlah 354 buah dan 51 di antaranya rusak. Penyimpanan vaksin Covid-19 ini menjadi perhatian karena penempatan harus diatur dengan jenis vaksin lain, seperti untuk bayi dan ibu dalam alat pendingin itu.
“Untuk keperluan vaksin tahap pertama di Bodebek, Pemprov Jabar mengajukan alokasi 3 juta warga dari total 9.1 juta warga yang bisa divaksin dengan vaksin yang dibeli pemerintah pusat,” kata dia.
Khusus di Kota Depok, vaksin yang dibutuhkan kurang lebih 1.14 juta atau untuk 60 persen dari total jumlah penduduk,yakni 2,4 juta jiwa. Namun yang bisa menerima vaksin tahap pertama hanya 20 persen atau sekitar 300 ribu dari total 1.14 juta .
“Sambil menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat, kami akan terus mematangkan rencana vaksinasi hingga tiba dan siap disuntikkan,” kata Marion.
(Solihin)