BANDUNG,FOKUSJabar.id: Memasuki usia ke-66, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar puncak acara peringatan atau Dies Natalis yang digelar di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa (20/10/2020). Selama 66 tahun berdiri, institusi pendidikan ini telah melewati berbagai transformasi dan bertekad mewujudkan visi sebagai Universitas Pelopor dan Unggul (Leading & Outstanding University).
Rektor UPI M. Solehuddin mengatakan, sejak pendiriannya sebagai PTPG pada 18 Oktober 1954, berbagai transformasi telah dilewati. Mulai dari perubahan menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada 1958, lalu IKIP Bandung pada 1963, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada 1999, UPI Badan Hukum Milik Negara (UPI PT-BHMN) pada 2004 hingga menjadi UPI Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (UPI-PTN BH) pada 2014 sampai saat ini.
“Proses transformasi ini sejalan dengan perkembangan zaman yang saat ini sudah memasuki Era Revolusi Industri 4.0, sehingga menuntut adanya transformasi dan perubahan yang cepat di berbagai aspek. Untuk itu, upacara peringatan Dies Natalis ke-66 tahun ini merupakan momentum tepat untuk melakukan kontemplasi dan evaluasi secara mendalam atas semua yang telah kita kerjakan di universitas yang kita cintai ini,” ujar Solehuddin saat peringatan Dies Natalis ke-66 UPI tahun 2020 di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa (20/10/2020).
BACA JUGA: UPI Berharap Perkuliahan Luring Bisa Digelar Tahun Depan
Pada peringatan Dies Natalis ke-66 ini, Solehuddin mengajak seluruh civitas akademik untuk terus optimis dan tetap berjuang meningkatkan kemampuan serta kinerja melalui karya-karya produktif dan inovatif sambil terus bekerja bahu-membahu melawan Covid-19. Sesuai dengan tema pidato yang disampaikan yakni ‘Lebih Berprestasi dan Berinovasi di Masa Pandemi’.
“Kita tidak boleh mundur selangkahpun, tapi justru harus melakukan lompatan-lompatan besar ke depan sekalipun banyak rintangan di hadapan kita. Inilah momen yang tepat untuk mewujudkan visi UPI sebagai universitas pelopor dan unggul,” kata dia.
Saat wabah Covid-19 menciptakan situasi gawat darurat kesehatan, lanjut dia, situasi yang sama terjadi di seluruh tatanan kehidupan sosial, ekonomi, dan pendidikan. Namun situasi ini bukan pilihan either/or mana yang lebih prioritas antara penanganan ekonomi, kesehatan atau pendidikan, tapi semua sektor harus memperoleh perhatian yang seimbang karena terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
“Sebagai satu-satunya ex-IKIP yang tetap mempertahankan core business di bidang Pendidikan, misi UPI harus berbeda dengan universitas ex-IKIP lain yang menempatkan pendidikan hanya pada satu fakultas. Apalagi dengan menyandang kata ‘Indonesia’ dalam namanya, maka UPI berkewajiban mewujudkan mengembangan kualitas SDM Indonesia sebagai prioritas yang tertinggi,” kara Rektor.
Merujuk konsep kontemplasi dan evaluasi tersebut, UPI terpanggil untuk mendefinisikan kembali visi dan misinya agar dapat menghasilkan katalis yang relevan untuk pengembangan SDM yang bermutu. Katalis yang dimaksud adalah pendidik yang bermutu khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah, serta tenaga profesional kependidikan yang inovatif seperti pemikir strategis, tenaga profesional pengelola pendidikan makro-mikro, dan pengembang penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Disamping itu, UPI pun tetap menyelenggarakan program studi non-kependidikan sebagai kewenangan yang baru.
Misi UPI untuk menghasilkan katalis yang relevan untuk pembangunan SDM yang bermutu, setidaknya dengan menyelenggarakan empat program-program pendidikan. Yakni program pengadaan guru, program pengadaan pemikir strategis pendidikan, program pendidikan tenaga profesional pengelola kependidikan, serta program pendidikan tenaga profesional pengelola kependidikan.
“Intinya, UPI kedepan harus menjadi lembaga yang terbuka terhadap lalu-lintas mahasiswa, antarprodi, antarfakultas, antaruniversitas, serta terbuka bagi guru atau tenaga kependidikan yang ingin belajar. Penerimaan mahasiswa sebaiknya di tingkat program studi yang sifatnya ‘ON/OFF’ sesuai kebutuhan pasar, program studi dapat dibentuk saat dibutuhkan dengan mengambil mata kuliah dari departemen/fakultas yang sesuai dan telah memiliki sumber daya dosen, perpustakaan, riset, dan lainnya. Dengan cara ini, UPI akan berkembang menjadi lembaga yang sangat adaptif terhadap dinamika kehidupan masyarakat dan negara-bangsa,” kata Rektor.
BACA JUGA: Prof. Endang: Belajar Tanpa Henti Kunci Sukses dalam Kehidupan
Program-program tersebut, ditujukan untuk menjalankan misi UPI melayani mahasiswa dan pemangku kepentingan lain. Di sisi lain, UPI pun memiliki komitmen menghadirkan fasilitas pendukung guna mewujudkan rencana yang telah dicanangkan.
Untuk itu, lanjut dia, UPI akan secepatnya mengembangkan Smart Management System (SMS) untuk menjalankan sistem manajemen UPI secara efektif dan efisien berbasis teknologi teknologi digital. Meski sistem ini tidak mungkin menghasilkan zero error, tetapi setidaknya kita akan dapat bekerja lebih produktif dan akurat dalam menghimpun dan mengolah data, menjalankan manajemen dan mengambil keputusan.
“Pada Dies Natalis ke-66 ini, pimpinan UPI mengundang para mitra kerja yang memiliki komitmen untuk bekerjasama dengan UPI dalam upaya meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam berbagai bentuk usaha yang berbeda. Para mitra kerja pun diundang untuk memamerkan produk atau jasa yang mereka hasilkan, tentunya produk dan jasa yang dapat dimanfaatkan warga UPI dan masyarakat umum, serta dapat memberikan keuntungan kepada UPI dan mitra kerja,” kata Solehuddin.
(Ageng)