TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Di tengah antrean kendaraan cukup panjang hingga 3 kilo meter dari arah Singaparna – Kota Tasikmalaya, sejumlah anggota Satlantas Polres Tasikmalaya turun ke Jalan Raya, tepatnya di perempatan Muktamar, Desa Cipakat Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, Senin (12/10/2020) sore.
Selain untuk mengurai kemacetan arus kendaraan, anggota Satlantas juga berusaha menutup lobang-lobang besar dan dalam.
Rupanya, kemacetan tersebut akibat banyak pengendara yang melambatkan laju kendaraannya saat melintas perempatan Muktamar yang rusak dan bolong-bolong. Pengendara memilih bagian pinggir jalan yang mulus, untuk menghindari lobang.
Baca Juga: Buntut Aksi UU Cipta Kerja, Mahasiswa Minta Polisi Hentikan Tindakan Respresifitas
Bahkan sebagai pengendara mengambil jalur kanan untuk menghindari kemacetan, namun justru menimbulkan kemacetan baru. Arus lalu lintas dari arah Tasikmalaya ke Singaparna menjadi terhambat.
“Kita mendapatkan banyak kendaraan roda dua yang terjebak di lobang sehingga kita bantu untuk mengangkatnya. Kita juga berusaha mencairkan kemacetan dengan mengatur arus lalu lintas sambil berusaha menutupi lobang-lobang jalan menggunakan batu dan kerikil. Ini inisaitif kita sekaligus arahan pimpinan untuk menutup lobang-lobang,” kata Kanit Dikyasa Satlantas Polres Tasikmalaya, Ipda Hajar Sutiar.
Sementara itu, salah seorang warga setempat Sugianto (46) mengaku, kerusakan jalan provinsi di titik tersebut bukan hal baru.
“Itu sudah langganan pak. Baru beberapa bulan diperbaiki, sudah rusak lagi. Selain jalannya bergelombang ya sekarang pada berlobang. Sudah tidak aneh kalau di sini terjadi kemacetan karena pengendara menghindari permukaan jalan yang bergelombang dan belobang,” tutur Sugianto.
Menurut dia, selain karena sering digenangi air hujan, perempatan Muktamar ini menjadi sentral lalu lintas kendaraan truk-truk besar pengangkut barang dari berbagai arah seperti truk bermuatan pasir dari Galunggung.
“Mereka menambang pasir di Galunggung, sementara stock fieldnya di perkotaan, otomatis lewat perempatan ini,” ujarnya.
Seharusnya tegas dia, pemerintah memperbaiki jalan ini secara permanen alias tidak setengah jadi. Minimal pakai rabat beton khusus di titik yang sering cepat rusak. Kemudian permukaan jalannya di tinggikan agar saat hujan turun, air mengalir ke gorong-gorong itu pun saluran airnya harus diperbaiki dulu.
(Farhan)