Kamis 12 Desember 2024

Laga Persahabatan Persib Legend di Tasikmalaya Dibubarkan

TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id: Laga persahabatan Persib Legend melawan Primas FC di Desa Sukarasa Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Jabar Rabu (30/9/2020) dibubarkan aparat kepolisian dan TNI. 

Polisi membubarkan pertandingan tersebut karena terjadi kerumunan masa untuk melihat pertandingan tersebut, terlebih squad Persib Legend di isi oleh beberapa pemain bintang. 

Kapolres Tasikmalaya AKBP Hendria Lesmana yang lansung terjun kelapangan, beserta anggotanya dan TNI langsung masyarakat membubarkan diri, pasalnya selain terjadinya kerumunan masa masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan. 

“Kami tidak bermaksud menghalang-halangi kegiatan olahraga. Tetapi pada situasi pandemi Covid-19 yang semakin meningkat ini, kita tegas untuk menerapkan protokol kesehatan dengan tidak berkerumun. Masyarakat diharapkan paham dan menyadari kondisi yang terjadi saat ini,” kata Hendria.

Hendria memastikan, masyarakat melanggar protokol kesehatan. Sebab penonton dipastikan tidak melakukan jaga jarak, berkerumun saling berdesakan dan sebagian tidak menggunakan masker. 

BACA JUGA: Persib Legend Gelar Laga Eksebisi di 3 Kota di Jabar

“Pembubaran ini kita lakukan semata-mata untuk kesehatan bapak ibu agar terhindar dari covid 19. Apalagi aturannya sudah jelas dilarang berkerumun dan hanya dibatasi kurang dari 50 orang saja yang boleh hadir,” katanya. 

Persib Legend
Detik-detik pembubaran laga persahabatan Persib Legend melawan Primas FC. (FOKUSJabar/Farhan)

Meskipun sudah mengenakan seragam bola, sejumlah mantan pemain Persib di antaranya Zaenal Arif, Eka Ramdhani, Tantan dan Yandi Sofyan, gagal bertanding melawan Primas FC. Para pemain ini dipastikan meninggalkan lapangan dikawal aparat dan kembali ke Bandung.

“Bapak ibu saya mohon maaf tidak bisa bertanding. Kami ikuti ketentuan yang berwenang”, kata Zaenal Arif di hadapan ribuan penonton.

Sementara itu Ketua Panitia Pertandingan, Iman Soleh mengaku, meskipun kecewa, Panitia ikhlas pertandingan batal digelar dan bertanggung jawab mengganti tiket yang sudah terlanjur dibeli masyarakat. 

“Setadinya kami mau menghibur masyarakat desa kami saja yang sudah rindu pertandingan bola. Ternyata memang tidak boleh berkerumun. Kami sebagai warga negara dan taat hukum maka ikuti permintaan aparat penegak hukum,” katanya. 

(Farhan) 

Berita Terbaru

spot_img