spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Menkop dan UKM Dukung Program Kewirausahaan PTI

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Menkop dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki mengatakan, demi mewujudkan keadilan ekonomi, setiap gerakan massa yang digalakkan kelompok harus bertransformasi ke dalam konsep kewirausahaan sosial.

    Terlebih saat ini masyarakat tengah melakukan pemulihan ekonomi di era pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). 

    menkop dan ukm fokusjabar.id
    Menkop UKM, Teten Masduki. (FOTO: NET)

    Hal itu Teten Masduki sampaikan di acara penutupan Program Pelatihan Wirausaha berbasis Kuliner untuk para penyandang tuna rungu yang diselenggarakan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI).

    Baca Juga: Menteri Agama RI Positif Covid-19

    Menkop dan UKM mendukung terhadap program pelatihan kewirausahaan yang digagas PTI yang telah menyelenggarakan Pelatihan wirausaha kuliner sejak 8 Agustus 2020 lalu bekerjasama dengan Sekolah Highscope Indonesia Bintaro Care.

    “Karena memang pemerintah sedang menyiapkan sebuah kebijakan afirmatif (affirmative action policy) untuk kelompok masyarakat penyandang disabilitas, agar mereka dapat berpartisipasi dan agar terbangun sistem ekonomi inklusif sebagaimana telah diperkenalkan oleh Presiden RI. Sehingga program pelatihan kewirausahaan yang digagas PTI ini selaras dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam membangun sistem ekonomi inklusif ini,” kata Teten Masduki, Senin (20/9/2020). 

    Teten melanjutkan, dalam upaya mencapai keadilan sosial, tentunya harus berbasis pada gerakan sosial yang bertransformasi menjadi kewirausahaan sosial atau social entrepreneur. 

    Mengapa demikian? Agar dari gerakan sosial ini lahir kekuatan ekonomi yang pada gilirannya akan membuat gerakan sosial lebih sustainable dan berdampak pada kemajuan masyarakat. Salah satu yang harus juga diperhatikan adalah gerakan ini harus mampu memutus rantai kemiskinan pada kelompok masyarakat rentan, dengan upaya serius untuk mencegah terputusnya pendidikan untuk anak-anak dan remaja.

    “Karena hanya dengan pendidikanlah, maka rantai kemiskinan akan terputus dan generasi masyarakat selanjutnya akan lebih sejahtera dan mandiri. Pendidikan tentu saja dapat dilakukan dengan berbagai media, baik pendidikan formal maupun pelatihan vokasional,” kata Menkop dan UKM. 

    Sementara itu, Koordinator Pelatihan Kewirausahaan untuk Penyandang Tuli PTI, Yenee Krisnandari mengatakan, pelatihan yang telah diselenggarakan sejak 8 Agustus terdiri dari serangkaian kegiatan latih.

    Salah satunya melalui penumbuhan motivasi yang disampaikan oleh Pemateri penyandang Tuna Netra yang saat ini aktif membangun Komunitas Kartunet melalui platfrom onlinenya.

    Selain itu, ada juga praktek bersama 2 Chef professional, Silafara Carter Catering, kelas daring dengan topik membuat kemasan menarik ala CEO Dus Duk Duk, Arief, Dasar-dasar mengatur keuangan bisnis oleh Hydansyah hingga pemasaran digital.

    Hari ini merupakan penutupan acara pelatihan, dan kami telah mulai melakukan pemasaran dari produk teman-teman penyandang tuli ini. Respon masyarakat untuk membeli produk mereka sangat membanggakan, terutama upaya dari ibu-ibu yang tergabung dalam PTI untuk ikut mempromosikan produk ini.

    “Kehadiran Menkop dan UKM juga sungguh membuat teman-teman penyandang tuli menjadi sangat optimis bahwa pemerintah memperhatikan dan memberikan dukungan bagi mereka,” jelasnya.

    Seusai penutupan kegiatan pelatihan, acara dilanjutkan dengan Sesi Demo Dessert Cake yang dipraktekkan langsung oleh Chef Ikra dari Modena, prosesi wisuda sekaligus pemberian sertifikat pelatihan dan goodie bag dari Modena. 

    “Kegiatan ini sangat positif dan kami senang memberikan dukungan, memberikan semua yang terbaik sehingga para peserta semakin bersemangat dan bisa bermimpi lalu bersemangat untuk mewujudkannya,” ujar Lany Kwarso dari Modena.

    Ketua Umum PTI, Myra Winarko menambahkan, pelatihan wirausaha berbasis kuliner angkatan pertama yang didukung oleh Modena menjadi bukti bahwa PTI telah mengusung program yang tepat untuk terus memberdayakan kaum disabilitas.

    Harapannya, mereka mampu menjadi SDM yang kaya akan keterampilan di bidang kuliner, mampu bersaing, dan mandiri secara finansial. 

    “Ini akan menjadi model utama gerakan sosial Perempuan Tangguh Indonesia, yaitu gerakan sosial yang bertransformasi menjadi berbagai kewirausahaan sosial, yang berdampak terhadap kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa,” pungkasnya.

    (Asep/Bambang)

    Berita Terbaru

    spot_img