spot_img
Sabtu 27 April 2024
spot_img
More

    Menilik Sejarah Leuwi Kujang dan Sisir di Selacai, Ciamis

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Leuwi Sisir dan Leuwi Kujang yang berada di aliran Sungai Cimuntur, Dusun Ciheras, Desa Selacai, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jabar, menyimpan banyak sejarah. Penamaan kedua lokasi dengan nama barang pun didasarkan pada kisah sejarah.

    Konon, penamaan didasarkan pada sejarah saat Pangeran Sutajaya menghindar dari kejaran prajurit Kesultanan Cirebon. Kujang dan Sisir milik Raden Sutajaya serta permaisurinya terjatuh di dua leuwi (lembah) tersebut.

    Menurut penggiat budaya Desa Selacai Yus Rusmana Sudia, berdasarkan sejarah yang diceritakan, saat itu pasukan Kesultanan Cirebon mengejar Raden Sutajaya karena dianggap telah menculik Putri dari Kesultanan Cirebon.

    “Saat itu, Pangeran Sutajaya membawa putri Kesultanan Cirebon yang telah dinikahinya menuju Kerajaan Galuh,” kata Yus, Minggu (20/9/2020).

    Saat putri kesultanan Cirebon dibawa ke Kerajaan Galuh, lanjut Yus, kalangan Istana Kesultanan Cirebon ramai jika sang putri diculik Pangeran Sutajaya dari Kerajaan Galuh.

    BACA JUGA: PNS Ciamis Positif Corona, Pemkab Berlakukan WFH

    “Karena itu, pihak Kesultanan Cirebon memburu Pangeran Sutajaya sampai di daerah Kerajaan Galuh (Desa Selacai saat ini),” ujar Yus.

    Saat menghindari kejaran pasukan Kesultanan Cirebon, rombongan Raden Sutajaya bersama permaisurinya menyusuri sungai.

    “Saat menyusuri sungai inilah, Kujang milik Raden Sutajaya terjatuh di sebuah Leuwi dan begitu pula sisir sang permaisuri yang jatuh di leuwi lainya,” kata dia.

    Karena kedua barang milik Raden Sutajaya dan permaisuri jatuh di dua leuwi, masyarakat pun menamai tempat jatuhnya pusaka tersebut menjadi Leuwi Kujang dan Sisir.

    “Sampai saat ini, peristiwa jatuhnya pusaka itu menjadi legenda di masyarakat dan kedua leuwi masing-masing dinamai Sisir dan Kujang,” Yus menambahkan.

    Sementara Mbah Sarya (93) mengatakan, Leuwi Kujang merupakan tempat angker. Ketika ada orang hanyut di aliran Sungai Cimuntur dan melalui Leuwi Kujang, untuk menemukanya harus meminta izin kepada penghuni ghaib yang disebut mendiami Leuwi Kujang itu.

    “Pernah ada pemancing terjatuh sampai beberapa hari tidak ditemukan jasadnya. Namun setelah melakukan ritual meminta izin kepada penghuni Leuwi Kujang, tiba-tiba jasad pemancing muncul ke permukaan,” kata Mbah Sarya.

    (Husen Maharaja/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img