BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bagi anda yang mengaku seorang fashionista, Turtleneck menjadi salah satu item fesyen yang wajib kamu miliki. Saat ini, fesyen atasan dengan kerah tinggi kembali populer dan muncul sebagai kebutuhan serta pilihan fesyen di dunia.
Fesyen ini biasanya dipakai saat udara dingin. Namun bagi kita di Indonesia yang cenderung beriklim tropis, tentu saja masih bisa memakainya dengan menyesuaikan dengan tempat yang akan didatangi.
Turtleneck menjadi item fesyen yang tergolong timeless dan dianggap lebih aman dibanding syal dalam mengusir dinginnya angin yang berhembus. Syal, kini dianggap sebagai salah satu fashion yang berbahaya karena bisa tersangkut pada benda-benda yang membuat leher kita tertarik.
BACA JUGA: Tarif Langganan Disney+, Netflix, hingga Viu
Model fesyen Turtleneck ini menyimpan reputasi historis yang panjang dan radikal. Pasanya, fesyen ini erat kaitannya dengan berbagai sosok perempuan yang memiliki pengaruh mendunia dan tidak termakan zaman.
Sejarah fesyen ini sebenarnya bisa ditelusuri sejak abad ke-15. Saat itu, turtleneck menjadi jenis pakaian yang biasa digunakan pelaut untuk menghindari terpaan angin laut.
Namun, beberapa referensi menunjukkan jika turtleneck pun banyak digunakan masyarakat Inggris untuk membuat leher mereka tetap hangat saat bersepeda. Dari busana para pelaut hingga seragam tentara, kini turtleneck menjadi busana segala usia dan kalangan.
Bahannya pun tak hanya wol, melainkan jauh lebih beragam. Mulai dari lycra tipis sehingga bisa digunakan sebagai busana dalam, hingga terbuat dari wol tebal berlapis untuk mengusir hawa dingin.
Sekitar tahun 1860, turtleneck menjadi seragam bertanding para atlet polo dan menjadi favorit para kelas pekerja di abad ke-19 pada budaya Barat. Diantara momen tersebut, terselip gerakan yang berfokus pada perempuan lewat karakter fiksi Gibson Girl, seorang ikon perempuan ideal yang atraktif, aktif, dan mandiri, serta diilustrasikan sebagai wajah perempuan mengenakan high-neckline.
Sehingga di tahun 1940-an, sweater turtleneck diadopsi kaum wanita. Para kaum hawa ini menemukan kenikmatan dengan beberapa bahan yang lebih elegan seperti kasmir dan sutra.
Eksistensi turtleneck pun menjadi kian menarik, dimana pergeseran dinamis dari yang sebelumnya merupakan seragam kerja para lelaki menjadi pakaian para sensual bombshell. Seperti Jayne Mansfield dan Marylin Monroe.
“I am different,” ungkapan dalam skenario film ‘Funny Face’ di tahun 1957 yang diucapkan pemeran utamanya, Audrey Hepburn saat menjelaskan alasannya mengenakan turtleneck.
Di tahun 60-an, pecinta fesyen semakin menggila pada turtleneck. Musisi rock pun mulai memakainya seperti Noel Coward yang mulai mengenakan turtleneck disetiap kesempatan dan mengambil perhatian setiap masyarakat yang melihatnya.
Setelah itu, turtleneck makin banyak digemari dan digunakan serta menjadi fesyen di berbagai belahan dunia. Setiap produsen pakaian pun mulai memproduksi turtleneck untuk para fashionista.
Tren gaya lama pun kembali menjadi mode dari tahun ke tahun, dengan atau tanpa kancing dan mulai masuknya desain lipat. Atau beberapa turtleneck yang longgar memiliki kerah flip-down dangkal atau besar.
Meski trend fesyen terus berkembang dinamis, namun turtleneck tetap menunjukkan eksistensi dan tak lekang termakan zaman. Saat ini, turtleneck makin menunjukkan eksistensinya pada era berani berpenampilan baru agar terlihat lebih fashionable yang berkelas.
Turtleneck kini dapat merebut kembali popularitas di tren fesyen saat ini. Bisa digunakan untuk pakaian formal atau santai. Berfungsi praktis menjaga daerah leher agar hangat dan nyaman. Ditambah mode yang sangat bervariasi, mulai dari atasan atau dress yang cantik. Baik pria maupun wanita dari segala usia dapat mengenakan model fesyen ini.
Layaknya ekspedisi menggunakan mesin waktu, mendiang Steve Jobs pun dikenal dengan gayanya yang modest bersama turtleneck. Begitu pula para aktivis perempuan di era 70-an, yang juga mengenakan turtleneck saat sedang bertugas.
Ini membuktikan jika turtleneck telah lama menjadi kegemaran para profesional yang menembus budaya dan preferensi personal. Bahkan di awal tahun ini, politikus berusia 30 tahun Alexandria Ocasio-Cortez mengenakan turtleneck saat menyampaikan hal yang menjadi perhatiannya yaitu virus corona di distrik yang diwakilinya yaitu The Bronx dan Queens.
Begitu juga profesional lainnya. Seperti the queen of minimalism Jil Sander dan Phoebe Philo yang berhasil merombak tampilan wirausaha muda perempuan.
Jil dan Phoebe menjadikan turtleneck sebagai workwear item hingga di acara resmi seperti konferensi pers dan saat menutup peragaan busana.
Kemampuan fesyen jenis ini dalam menghadirkan kesan sopan dari sang pemakai, membuat berbagai nama besar dengan keahlian dan kesuksesan pun memakainya. Ini seolah memberi sinyal prestasinya lewat konteks kesederhanaan yang merupakan semangat dari turtleneck itu sendiri.
Di Indonesia, beberapa sosok perempuan memiliki andil besar dalam evolusi turtleneck hingga hari ini. Melalui kampanye #WomanInProgress, produsen fesyen UNIQLO berkolaborasi dengan perempuan-perempuan tangguh dan hebat tersebut.
Melalui moment of truth, mereka berkolaborasi dengan Narasi bersama empat soso perempuan Inspiratif. Yakni Najwa Shihab, Cinta Laura, Mira Lesmana, dan Adinia Wirasti, yang semuanya mengenakan UNIQLO HEATTECH Fleece Turtleneck.
Opsi basic milik UNIQLO dijadikan must-have item terbaru karena pesona classic, sleek, dan versatile. Kesan ini digadang bisa menyuntikkan rasa percaya diri.
Kampanye ini menyatukan para perempuan inspiratif untuk merayakan kepiawaian turtleneck sebagai simbol dari perempuan kuat, percaya diri, bergairah, berani, dan nyaman dengan dirinya sendiri. Turtleneck pun dijadikan simbol menyuarakan kemajuan setiap insan yang memiliki pengaruh luas lewat bakat dan pencapaian. Juga dipastikan menjadi tren sepanjang 2020.
BACA JUGA: Berikut 14 Tanaman Jade yang Banyak Diminati
Untuk mencoba tren fesyen ini, setidaknya terdapat sembilan cara yang bisa kamu pakai seperti dilansir facetofeet.com.
1. Turtleneck plus Kulot
Ini menjadi salah satu cara terbaik memadukan pakaian bersifat timeless dengan pakaian yang sedang trend.
Kulot menjadi trend yang dipakai setiap orang. Kamu akan lebih terlihat fashionable saat memadupadankannya dengan turtleneck.
2. Kontras
Ini akan membuat penampilanmu makin lebih terlihat. Gunakan turtleneck sebagai statement dari penampilanmu.
Padukan dengan outfit bersifat kontras. Misal, memakai turtleneck putih yang dipadukan dengan bawahan hitam atau navy
3. Tumpuk
Turtleneck bisa kami gunakan sebagai pakaian dalaman dengan menumpuk kemeja serta jaket. Dengan memakai ini, kamu akan lebih terlihat cool sekaligus sylish.
Adaptasi gaya ini saat kamu mengunjungi tempat yang memiliki cuaca lebih dingin sehingga tidak kegerahan.
4. Turtleneck plus Minidress
Cara selanjutnya yakni dengan menjadikan turtleneck sebagai dalaman dress. Gunakan dress tanpa kerah dan tanpa lengan untuk membuat turtleneck lebih terlihat jelas.
Usahakan agar dress dan turtleneck mu berwarna kontras. Dengan ini, kamu akan lebih terlihat fashionable.
5. Turtleneck plus Maxidress
Paduan ini akan membuat kami bergaya vintage. Padukan turtleneck favorit kamu dengan sebuah maxidress.
Tapi yang harus diingat, pilih maxi dress dengan warna kontras agar penampilanmu lebih terlihat.
6. Tanpa Lengan
Gaya ini akan sangat pas untuk dipakai di daerah yang memiliki iklim panas seperti Jakarta.
Gaya Karlie Kloss dengan turtleneck tanpa lengan bisa kamu coba. Padukan dengan kulot atau flared jeans agar penampilannya terlihat lebih stylish.
7. Turtleneck plus Vest
Memadupadankan vest panjang dengan turtleneck akan membuat poenampilanmu lebih fashionable. Usahakan warha turtleneck berbeda dengan vest panjangmu.
Gaya ini sangat pas dan cocok jika kami ingin tetap terlihat trendy meski di udara yang panas.
8. Turtleneck Dress
Ini cara termudah untuk tampil lebih chic dengan turtleneck. Memakai dress yang memiliki kerah turtleneck bisa menjadi pilihan kamu. Kamu akan terlihat lebih chic dan feminin, namun tetap effortless.
Nah, bagaimana pilihan fesyen turtleneck anda?
(Ageng/berbagai sumber)