TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Menghadapi bencana kekeringan tahun 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat telah menyiapkan tiga armada pengangkut air, berupa 1 kendaraan tanki berkapasitas 4.000 liter dan dua truk serba guna, pembawa torn air masing-masing berkapasitas 4.000 liter.
“Seperti tahun lalu, kita memilih cara droping air bersih ke masyarakat, langsung di lokasi-lokasi yang sangat terdampak kekeringan. Sumber airnya kita ambil dari mata air PDAM Tirta Sukapura di Cisayong,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga: 7 Warga di Papua Terluka Akibat Bentrok Antarkampung
Selain menyiapkan armada pengangkut air terang dia, untuk mempercepat proses droping air serta memperluas jangkauan pendistribusiannya, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas-dinas lain yang memiliki kendaraan pembawa air, seperti dinas PUTRPP dan Dinas Sosial.
“Hingga bulan September ini, baru ada tiga kecamatan yang mengalami kekeringan sejak bulan Agustus lalu. Sejauh ini baru Kecamatan Mangunreja yang meminta distribusi air bersih dan sudah ditangani. Sedangkan dua kecamatan lainnya yakni Cineam dan Karangjaya sudah tertangani oleh masing-masing Polsek setempat,” tuturnya.
Berbeda dari tahun sebelumnya, dampak kemarau sangat dirasakan masyarakat. Kekeringan terjadi di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Sejak bulan Juli hingga Desember 2019, frekuensi permintaan air bersih sangat tinggi, bahkan pada bulan Janurai 2020 pun masih ada permintaan.
“Pada musim kemarau tahun lalu, kita sukses mendistribusikan sekitar 1,2 juta air bersih ke masyarakat terdampak. Sedangkan di tahun 2020 ini, belum begitu banyak permintaan karena masih ada turun hujan meski jarang,” ujarnya.
Langkah antisipasi selanjutnya, telah mengusulkan penambahan armada tangki ke BNPB dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Termasuk mengusulkan di APBD Perubahan 2020 Kabupaten Tasikmalaya.
“Minimal kita punya 3 tangki. Sehingga proses pendistribusian air bersih sesuai usulan masyarakat yang mengalami kekeringan, bisa tertangani dengan cepat,” ucapnya.*
Sementara itu, salah seorang petani warga di Desa dan Kecamatan Mangunreja Abdul Rojak (56) menyebutkan, sejumlah lahan persawahan di sekitar perkampungan Pasirsalam, mulai mengalami retak-retak akibat kekeringan setelah cukup lama tidak turun hujan.
Masyarakat sekitar pun sudah merasakan minimnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Sumur milik warga mulai surut. Kami hanya mengandalkan pasokan air bersih dari pemerintah,” ucapnya.
(Farhan)