spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Diskar PB: Hanya 5 Hidran Yang Berfungsi di Kota Bandung

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung menyebut, dari total 200 hidran yang tersebar di berbagai wilayah di Kota Bandung, hanya lima hidran yang masih berfungsi dengan baik.

    “Jumlah hidran di Kota Bandung sebetulnya banyak, kurang lebih sekitar 200 titik. Tetapi yang aktif dan bagus aliran airnya hanya ada di lima titik,” ujar Kepala Bidang Kesiapsiagaan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung, Yusuf Hidayat saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (27/8/2020).

    Kelima titik hidran yang masih berfungsi tersebut yakni di Jalan Supratman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Cikapayang, Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), dan Jalan Buahbatu. Kurangnya tekanan air yang mengalir ke hidran menjadi salah satu faktor tidak berfungsinya hidran di Kota Bandung.

    “Kalau yang bagus (tekanannya) di lima titik itu. Yang tidak berfungsi itu hidran kota, tidak berfungsi lagi karena sumber airnya sudah tidak ada,” kata dia.

    BACA JUGA: 236.893 Pekerja di Kota Bandung Ajukan BLT

    Yusuf mengatakan, keberadaan hidran dinilai sangat penting karena membantu petugas damkar untuk memadamkan api. Hidran pun memiliki beberapa jenis diantaranya hidran taman ataupun hidran gedung.

    “Ada hidran kota, hidran halaman yang terletak di suatu bangunan untuk keperluan pemadam. Membuat seperti tandon air. Kemudian ada hidran gedung di setiap lantainya, seperti di mall,” Yusuf menambahkan.

    Untuk mengatasi permasalahan banyaknya hidran yang tidak berfungsi, pihaknya pun bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

    “Kita selalu berkoordinasi dengan PDAM. Apakah hidran ini dimaksimalkan atau kita memperbaiki hidran yang rusak atau ada penambahan. Hal ini jadi salah satu upaya pemerintah Kota Bandung,” ujar dia.

    Diskar PB Kota Bandung menyarankan kepada para pemilik gedung yang letaknya jauh dari lima titik hidran yang masih berfungsi untuk memiliki tandon air. Hal tersebut sebagai upaya membantu petugas pemadam apabila terjadi kebakaran.

    “Gedung seperti pabrik, perkantoran, kalau dekat sungai bisa dipakai. Repotnya ketika musim kemarau, makanya harus ada tandon air. Dengan demikian tidak perlu menggunakan hidran yang sudah tidak berfungsi atau mungkin yang posisinya terlalu jauh,” Yusuf menuturkan.

    Yusuf mengaku, saat ini Diskar PB Kota Bandung memiliki 20 unit mobil pancar yang didukung 1 unit mobil quick response untuk menyedot air, 1 unit respon unit peralatan, serta 3 tangki yang berukuran besar.

    “Mobil pancar tidak dibiarkan kosong, selalu terisi, dalam keadaan siap siaga. Kalau ada kebakaran harus diisi kembali. Tidak ada kendala, jadi pada saat pemadam kebakaran kendaraan terisi penuh. Isinya rata-rata dengan kapasitas 400 liter, ada juga yang 3.000 liter, apalagi 8000 liter,” ujar Yusuf.

    Sementara untuk kasus kebakaran yang terjadi hingga Agustus 2020, Diskar PB Kota Bandung mencatat terdapat 115 titik kebakaran di kawasan pemukiman. Faktor penyebab kebakaran tersebut didominasi konsleting listrik.

    “Penanganan kebakaran dini sebelumnya dilakukan sosialisasi, pembinaan, dan penyuluhan kepada masyarakat. Dari 115 kasus kebakaran, 39 diantaranya telah dipadamkan warga. Tingkat masyarakat sudah paham, minimal tingkat kesadaran yang menjadi penting,” kata dia.

    (Yusuf Mugni/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img