JAKARTA,FOKUSJabar.id: Rencana naturalisasi pemain U-19 menjelang Piala Dunia U-20 tahun 2021 dikritik DPR RI. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai, hal tersebut merupakan cara instan meraih prestasi namun tak menyelesaikan akar persoalan pembinaan sepak bola Tanah Air.
“Rencana naturalisasi pemain U-19 agar berprestasi di Piala Dunia U-20 sangat bertentangan dengan filosofi olahraga prestasi di Indonesia. Langkah itu ibarat jalan pintas yang belum tentu menghasilkan prestasi yang diidamkan,” ujar Syaiful Huda dikutip Antara, Minggu (23/8/2020).
Jika wacana tersebut benar adanya, Syaiful menilai langkah naturalisasi justru akan membawa dampak negatif bagi perkembangan sepak bola Indonesia.
Dampak negatif yang tak terelakkan terjadi adalah terpuruknya mental para pemain muda di Indonesia karena merasa tidak dihargai pemerintah dan PSSI. Terlebih mereka telah berlatih keras sejak usia dini.
Tak hanya itu, segala upaya dari pembinaan pemain usia dini selama ini akan sia-sia. Padahal, sudah ada peraturan klub di Indonesia yang diminta bahkan diwajibkan mempunyai tim muda serta mencetak pemain handal di masa depan.
BACA JUGA: Ini Kata Thomas Muller Jelang Final Liga Champions 2020
“Betapa besar biaya untuk melakukan semua itu. Namun saat ada kebutuhan untuk membentuk tim nasional, tiba-tiba pemerintah dan federasi lebih memilih melakukan naturalisasi pemain. Ini kan sangat ironis,” ujar dia.
Naturalisasi pemain pun menurutnya hanya akan menutupi akar masalah pembinaan sepak bola di Tanah Air. Seperti kurikulum pembinaan yang tak seragam, laju kompetisi yang kerap terhenti, hingga rumor dikuasainya saham klub-klub Liga I Indonesia oleh individu atau kelompok tertentu.
Menurut Syaiful, kendala-kendala tersebut yang seharusnya diurai untuk ditemukan solusinya. Bukan malah ditutupi dengan melakukan naturalisasi pemain asing demi meraih prestasi instan.
Wacana naturalisasi pemain asing, khususnya dari Brazil, untuk Piala Dunia U-20 2021 muncul setelah tiga klub Liga 1 ramai-ramai merekrut pemain-pemain U-19 dari Negeri Samba. Yakni Arema FC, Persija Jakarta, dan Madura United.
Setidaknya ada lima pemain U-19 asal Brasil yang dikenalkan tiga klub Liga 1 tersebut. Mereka yakni Henrique Bartoli Jardim dan Gilherme Correa Grillo (Arema FC), Thiago Apolina Pereira dan Maike Henrique Irine De Lima (Persija), serta Robert Junior Rodrigues Santos (Madura United).
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, opsi naturalisasi pemain sangat mungkin dilakukan melalui klub-klub Liga 1.
“Beberapa klub ada yang melakukan naturalisasi. Kalau nantinya bisa dipakai (Timnas Indonesia) kan bagus. Kita bisa bantu percepatan perpindahan kewarganegaraannya,” ujar Iriawan saat menjadi narasumber webinar di salah satu media nasional, Jumat (10/7/2020).
Menpora Zainudin Amali pun menilai apa yang dilakukan klub dengan mendatangkan pemain asing tidak masalah dan sah-sah saja. Jika tidak melanggar aturan baik hukum negara dan sepak bola, naturalisasi pemain bisa saja dilakukan.
“Upaya klub untuk membina pemain secara berkelanjutan adalah hal yang wajar. Klub tentu saja memiliki pertimbangan jangka pendek, menengah, dan juga jangka panjang dalam perencanaan masing-masing,” ujar Zainudin seperti dilansir bolasport.
Menurutnya, program naturalisasi tentu tak lepas dari regulasi yang ada di PSSI dan klub pasti telah memikirkan hal itu. Meski demikian. Zainudin menuturkan jika proses naturalisasi pemain tersebut harus melalui pertimbangan ketua cabang olahraga masing-masing sebelum dimohonkan kepada pemerintah dan harus mendapat persetujuan DPR.
“Naturalisasi itu tentu saja bagian dari rencana pembinaan seperti yang dilakukan Arema FC. Regulasi di federasi pun tidak melarang itu. Proses naturalisasi untuk beberapa cabor sudah dilakukan, dan sekarang sedang ada proses naturalisasi untuk tiga orang dari cabor basket dan dari sepak bola,” kata Zainudin.
BACA JUGA: Stadion Da Luz Venue Final Liga Champions 2020, Di Maria De Javu
Sementara Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong memastikan jika PSSI tak punya rencana menaturalisasi pemain asal Brasil. Timnas Indonesia U-19 hanya membutuhkan tenaga pemain keturunan yang memiliki darah Indonesia, bukan naturalisasi.
“Mencari pemain naturalisasi yang ada darah Indonesia (keturunan), untuk perkembangan sepakbola Indonesia memang perlu dan dibutuhkan pemain-pemain tersebut. Kalau untuk (naturalisasi pemain Brasil) itu tidak ada sama sekali. Kami mau mencari pemain berdarah Indonesia di luar negeri, supaya sepakbola Indonesia bisa upgrade satu tingkat lagi,” ujar Shin Tae-yong.
(Ageng)