Selasa 10 Desember 2024

Ini Loh Cara Menghitung Usia Kehamilan jika Haid Tidak Teratur

BANJAR,FOKUSJabar.id: Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) biasanya menjadi dasar dalam menghitung usia kehamilan. Namun metode tersebut sulit diterapkan ketika Anda memiliki siklus menstruasi yang tidak beraturan.

Bagaimana cara menghitung usia kehamilan jika hal itu terjadi?

Medical editor SehatQ dr Karlina Lestari mengatakan, siklus menstruasi dikatakan tidak beraturan jika terjadi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari dihitung sejak hari pertama haid terakhir menyebutkan, Siklus tidak beraturan juga bisa terjadi jika jaraknya berbeda jauh dari bulan ke bulan, misalnya pada siklus bulan Maret adalah 23 hari, namun di bulan April bisa sampai 34 hari.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Pengaruhi Angka Kehamilan di Bekasi

Kondisi ini kadang membuat wanita tidak menyadari dirinya tengah mengandung di masa-masa awal kehamilan. Akibatnya, penghitungan usia kehamilan sekaligus Hari Perkiraan Lahir (HPL) harus dilakukan dengan metode selain HPHT.

Bagaimana cara menghitungnya jika haid tidak teratur?

Jika Anda termasuk wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak beraturan, Anda tidak sendirian karena ini termasuk kasus yang cukup awam terjadi. Perkembangan teknologi saat ini juga sudah memungkinkan dokter untuk mengetahui sekaligus HPL dengan berbagai metode.

Berikut cara menghitung jika haid tidak teratur dilihat dari berbagai kondisi:

  1. Mengingat pekan terjadinya HPHT

Jika Anda tidak ingat tanggal persisnya mengalami menstruasi, dokter atau bidan akan meminta Anda untuk mengingat hari terakhir menstruasi berdasarkan pekannya. Dari sinilah dokter akan memprediksi usia kehamilan sekaligus HPL Anda.

  1. Kalkulasi sederhana

Cara menghitung usia kehamilan jika haid tidak teratur ini dilakukan bila siklus Anda selalu lebih panjang dari 28 hari. Dalam kasus ini, perhitungan usia janin masih bisa dilakukan dengan roda kehamilan, tapi kalkulasi sederhana juga menjadi hal yang penting dilakukan.

Bila Anda memiliki siklus menstruasi rata-rata adalah 35 hari misalnya, maka masa subur (ovulasi) Anda kemungkinan jatuh pada hari ke-21. Kurangi masa subur itu dengan 14, maka Anda akan menemukan HPHT yang telah disesuaikan dan dapat dijadikan input pada roda kehamilan untuk menentukan usia kehamilan maupun HPL.

Contohnya, siklus menstruasi Anda 35 hari dengan HPHT awal 1 Oktober dan masa ovulasi jatuh pada hari ke-21, maka HPHT penyesuaian Anda adalah 8 Oktober (21-14+1 Oktober). Tanggal 8 Oktober inilah yang dicocokkan dalam roda kehamilan.

  1. Dengan Ultrasonografi

Bila Anda sama sekali tidak ingat dengan tanggal menstruasi terakhir, cara menghitung usia kehamilan ialah dengan melakukan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG memungkinkan dokter untuk mengetahui crown-rump length (CRL) alias panjang janin dari sisi satu ke sisi lain.

Pemeriksaan ultrasonografi ini merupakan cara menghitung usia kehamilan jika haid tidak teratur yang paling sering digunakan oleh dokter karena dianggap yang paling akurat dalam menentukan usia kehamilan di trimester awal. Bahkan USG kerap dijadikan metode menentukan HPL, sekalipun pada wanita hamil yang memiliki siklus menstruasi relatif lebih teratur.

Cara menghitung usia kehamilan lainnya

Selain menggunakan cara-cara di atas, dokter bisa mengambil jalan lain untuk memperkirakan usia kehamilan Anda, misalnya:

  1. Perhitungan inseminasi

Pada wanita yang hamil dengan bantuan medis, misalnya melakukan prosedur bayi tabung, usia kehamilan relatif lebih mudah diketahui. Pasalnya, perhitungan waktu kehamilan dapat dimulai sejak sel telur yang telah dibuahi secara in vitro dimasukkan (inseminasi) ke dalam rahim.

  1. Ukuran rahim

Tidak jarang, dokter mengukur rahim lewat USG sebagai cara menghitung usia kehamilan jika haid tidak teratur. Pengukuran rahim juga bisa dilakukan secara manual dengan pita ukur, namun langkah ini bisa tidak akurat jika wanita tersebut hamil janin kembar, menderita fibroid rahim, atau ingin buang air besar.

  1. Perhitungan kombinasi

Jika kehamilan terjadi secara alamiah, dokter biasanya menggunakan perhitungan kombinasi antara HPHT dan ultrasonografi yang juga dikenal dengan aturan 10-hari atau 7-hari.

Aturan 10-hari adalah perhitungan yang didasarkan atas HPHT jika hasil pemindaian USG juga menunjukkan yang sama, atau berbeda tidak lebih dari 10 hari.

Jika perbedaan di antara keduanya cukup signifikan, maka dokter kemungkinan besar akan mendasarkan usia kehamilan pada perhitungan USG dengan mengukur CRL.

Namun pada janin yang berukuran besar, misalnya dengan CRL lebih dari 84 mm, maka dokter kembali akan mengukur lingkar kepala (head circumference atau HC) untuk menentukan usia janin dan kehamilan Anda.

(Budiana/Bambang) 

Berita Terbaru

spot_img