Kamis 12 Desember 2024

PON XX Diundur, Pelatda Sepatu Roda Jabar Kembali Terapkan Promosi Degradasi Atlet

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Barat memastikan promosi-degradasi atlet di tim Pelatda Sepatu Roda Jabar kembali diterapkan. Hal ini seiring dengan keputusan pengunduran pelaksanaan PON XX di Papua yang sebelumnya akan digelar Oktober 2020.

Ketua Umum Pengprov Porserosi Jabar, Erry Sudradjat menuturkan, sebelumnya pihaknya sudah menetapkan komposisi atlet di tim Pelatda PON XX Sepatu Roda Jabar sebanyak 10 atlet sesuai dengan hasil babak kualifikasi. Ke-10 atlet tersebut pun sudah didaftarkan ke PB PON XX melalui KONI Jabar.

“Tapi karena PON XX diundur menjadi tahun 2021, kita pun kembali berlakukan promosi degradasi atlet di tim pelatda. Ini untuk tetap menjaga persaingan dan kompetisi diantara atlet sepatu roda di Jabar,” ujar Erry saat ditemui di sekretariat Porserosi Jabar, Jumat (26/6/2020).

BACA JUGA: Tim Pelatda Tenis Jabar Mulai Gelar Latihan Bersama

Penerapan promosi degradasi tersebut, lanjutnya, akan dilihat dari berbagai aspek penilaian tim pelatih. Diantaranya progres perkembangan kemampuan atlet di nomor spesialisasinya atau perkembangan kemampuan atlet di luar nomor spesialisasinya.

“Misal atlet A dengan nomor spesialisasi 300 meter tidak memperlihatkan perkembangan di tim pelatda, tapi ada atlet B di nomor yang sama memperlihatkan kemampuan melabihi atlet A. Bisa saja si atlet A akan tergeser oleh atlet B di tim pelatda,” ujarnya.

Selain itu, ada atlet yang memperlihatkan perkembangan di nomor luar spesialisasinya. Misalkan atlet C dengan spesialisasi nomor jarak pendek mampu menyaingi catatan waktu atlet D sebagai spesialisasi nomor jarak jauh. Bisa saja komposisi berubah kalau atlet C ternyata lebih baik dibanding atlet D.

“Yang menjadi pertanyaan kita, dari sisi aturan di PB PON XX. Apakah memungkinkan kita mengganti atlet atau tidak, atau merubah komposisi atlet di nomor pertandingan,” tambahnya.

Meski demikian, Erry mengaku pola latihan di tim pelatda sepatu roda Jabar masih mengacu pada program sebelum keputusan PON XX diundur ke tahun 2021. Sebagai gantinya, di bulan Oktober 2020, pihaknya berencana akan melakukan uji coba atau try out.

“Hasil dari uji coba atau try out itu, akan menjadi bahan evaluasi serta data awal tim pelatih melihat perkembangan atlet di tim pelatda sepatu roda Jabar. Bagaimana hasil latihan mandiri yang dilakukan atlet selama 3 bulan saat pandemi Covid-19 serta latihan bersama yang sudah kita mulai seiring penerapan new normal,” terangnya.

BACA JUGA: Kebijakan PB Porserosi untuk PON XX Bisa Rusak Sistem Pembinaan

Selanjutnya, para atlet akan kembali menjalani latihan hingga bulan Desember 2020 sebelum dilakukan evaluasi oleh tim pelatih. Porserosi Jabar pun, berencana akan kembali menggelar pelaksanaan seleksi atlet untuk membuka kesempatan atlet sepatu roda Jabar di tim pelatda maupun non-pelatda untuk berkompetisi pada bulan Januari 2021.

“Untuk atlet yang mengikuti seleksi pun kita terapkan aturan limit waktu sesuai dengan nomor spesialisasinya. Sehingga tidak semua atlet sepatu roda Jabar bisa mengikuti, hanya atlet yang bisa memenuhi limit waktu saja,” tegasnya.

Dengan penerapan aturan promosi degradasi, Erry berharap iklim kompetisi atlet di tim pelatda sepatu roda Jabar tumbuh dan menjadikan atlet makin berkembang. Selain itu, aturan ini pun diharapkan memotivasi atlet di luar tim pelatda makin termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya sehingga bisa masuk dalam tim pelatda sepatu roda Jabar untuk PON XX.

“Jadi atlet yang sudah masuk di pelatda sepatu roda Jabar, tidak terlena dan merasa tidak ada saingan. Termasuk atlet sepatu roda Jabar non-pelatda termotivasi dan punya kesempatan masuk tim. Kita sendiri berharap persaingan diantara atlet pelatda dan non-pelatda ini bisa terus terjadi menjelang PON XX digelar sehingga kemampuan atlet terus meningkat,” pungkasnya.

(ars)

Berita Terbaru

spot_img