BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kepengurusan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bandung menggelar web seminar (webinar) terkait pembinaan olah raga renang dengan mengangkat tema “Kunci Menjadi Atlet Berprestasi Usia Dini sampai Senior”. Webinar yang dipusatkan di sekretariat PRSI Kota Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Selasa (23/6/2020), menghadirkan dua atlet renang nasional asal Kota Bandung dan diikuti 46 orang dari seluruh Indonesia.
Sekretaris Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bandung, Aa Herdiatna menuturkan, pelaksanaan webinar digelar seiring dengan persepsi yang salah terkait pembinaan di olah raga renang. Banyak yang menginginkan hasil instan dalam pembinaan olah raga renang dengan cepat berprestasi.
“Melalui webinar ini kita ingin memberikan pengetahuan tentang pembinaan di olah raga renang, khususnya bagi para pelatih dan orang tua atlet. Karena itu kita menghadirkan atlet renang nasional asal Kota Bandung, Aji (Triady Fauzi Sidiq) dan mantan atlet renang nasional asal Kota Bandung, Ira (Kurniawan) untuk berbagai pengalaman, tips dan motivasi,” ujar Aa saat ditemui usai pelaksanaan webinar, Selasa (23/6/2020).
Ira yang menjelma sebagai andalan Jabar di cabang olah raga renang, lanjut Aa, berawal dari kegigihannya berlatih sejak kecil. Begoitu pula dengan Aji, yang mulai memperlihatkan kemampuannya di cabang olah raga renang saat menginjak usia dewasa.
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Bandung Minta Disbudpar Perketat Pengawasan Heritage
“Ira yang menggeluti olah raga renang untuk kesehatan, dan Aji yang memang kesehariannya berada di kolam renang bersama sang ayah. Tapi berkat kegigihan, kerja keras, serta bakat yang dimiliki, mereka menjadi perenang nasional dengan berbagai prestasi. Mereka berdua bisa berhasil tidak terlepas juga dari dukungan orang tua serta ditangani pelatih yang tepat,” terangnya.
Dalam webinar tersebut, Ira maupun Aji membagikan pengalamannya sejak pertama kali terjun di cabang olah raga renang. Mulai dari pelaksanaan latihan yang keras, hingga semangatnya untuk berprestasi.
“Jadi di webinar ini lebih banyak interaktif, dimana Ira maupun Aji membagikan pengalamannya mulai dari awal mereka terjun ke renang, cara mereka menghadapi kesulitan dan kejenuhan berlatih, memodifikasi latihan hingga mereka mampu mencapai prestasi di berbagai kejuaraan. Mereka pun menjawab pertanyaan dari peserta yang tidak hanya berasal dari wilayah Bandung dan Jabar, tapi juga dari NTT, Sumbar, Jatim, Jateng, dan beberapa provinsi lain di Indonesia,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Aa, banyak orang tua atlet yang salah kaprah dan ingin mendapatkan ‘hasil’ yang cepat dari proses pembinaan atlet dengan meraih berbagai prestasi. Sehingga banyak muncul atlet yang berprestasi di kelompok umum usia dini, namun gagal berprestasi di level senior.
“Jangan hanya menghasilkan prestasi instan, tapi justru mentok atau si atlet sudah jenuh pada saatnya dia harusnya berprestasi. Waktu webinar yang hanya dua jam ini memang masih kurang, karena itu PRSI Kota Bandung akan terus memberikan pemahaman terkait proses pembinaan dan pelatihan kepada para pelatih maupun orang tua,” tegasnya.
Sementara itu, Triady Fauzi Sidiq mengaku jika pencapaian prestasi yang diraihnya saat ini bukan merupakan hasil instan. Atlet yang akrab disapa Aji ini pun berharap pengalaman dan perjalannya mencapai prestasi bisa ikut membantu serta memotivasi atlet muda untuk menekuni olah raga renang hingga mencapai prestasi maksimal.
“Prestasi yang saya raih bukan hasil instan. Ada perjalanan dan perjuangan panjang, banyak juga kesulitan serta tantangannya. Semoga pengalaman saya dan Kak Ira bisa bermanfaat buat peserta,” ujar peraih medali emas sekaligus pemecah rekor di nomor 100 meter gaya bebas pada SEA Games 2013 di Myanmar.
Hal senada diungkapkan Ira Kurniawan, mantan perenang nasional asal Kota Bandung dengan spesialisasi gaya kupu-kupu. Ira mengaku, tidak semua perjalanannya menuju prestasi mulus seperti yang diharapkan. Dirinya mengaku sempat down saat gagal terpanggil tim nasional meski berhasil meraih 3 medali emas di ajang PON 2004 di Palembang.
“Jika tak ada pelatih dan orang tua yang memberi semangat, bisa saja saya ‘menyerah’ saat itu. Karena itu, harus ada komunikasi yang baik antara atlet, pelatih dan orang tua untuk bekerja sama sehingga bisa memetik hasil disaat yang tepat. Tidak bisa terlalu cepat atau instan, ambisi boleh tapi jangan sampai ambisius,” pungkas Ira.
(ars)