JAKARTA, FOKUSJabar.id: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menilai, pagu indikatif anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang dialokasikan sebesar Rp18,4 trilyun pada 2021 masih jauh dari memadai.
Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (22/6/2020), Mentan Syahrul menyatakan, pemulihan ekonomi pada 2021 akan banyak bertumpu pada sektor pertanian. Terutama dalam menjaga ketahanan pangan usai masa pandemi.
“Pagu indikatif sebesar Rp18,4 trilyun yang dialokasikan kepada Kementan pada 2021 tampaknya masih jauh dari memadai,” ujar Syahrul.
Mentan memaparkan, Kementan telah merancang program yang akan dijalankan pada 2021. Mulai dari peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern hingga peningkatan ekspor.
BACA JUGA: DPRD Kota Banjar Gelar Rapat Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran Covid-19
Dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi pasca masa pandemi Cobid-19, pihaknya pun mengusulkan tambahan anggaran 2021 sebesar Rp10 trilyun.
Seperti diketahui, anggaran Kementerian Pertanian pada 2020 awalnya sebesar Rp21,05 trilyun mengalami efisiensi atau terpangkas menjadi Rp14 trilyun.
Pemangkasan anggaran sejalan dengan Instruksi Presiden terkait refocusing kegiatan dan realokasi anggaran untuk mendukung ketersediaan pangan pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Kami butuh Rp10 trilyun tambahan dari apa yang ada, bukan Rp2 trilyun atau Rp3 trilyun, karena daya petani hanya sampai empat lima bulan, mereka sudah terseok-seok. Bukan membagikan BLT, berikan kerja untuk bisa mereka produktif dan memberi pangan,” terangnya.
Syahrul memaparkan, anggaran sebesar Rp18,43 triliun pada alokasi pagu indikatif tahun 2021 akan dimanfaatkan melalui lima program. Yakni dukungan manajemen, ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas, nilai tambah serta daya saing industri.
Kemudian, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta program pendidikan dan pelatihan vokasi.
Alokasi terbesar akan diarahkan pada Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas sebesar Rp10,53 triliun. Sesuai dengan Surat Bersama Pagu Indikatif (SBPI), Kementerian Pertanian ditargetkan untuk memenuhi sasaran produksi beberapa komoditas strategis pada tahun 2021. Di antaranya padi sebesar 63,5 juta ton, jagung sebesar 26 juta ton, kedelai 480.000 ton dan daging sapi/kerbau sebesar 463.000 ton.
Kementerian Pertanian yang tugas utamanya menyediakan pangan penduduk, sudah merancang target produksi beberapa komoditas pangan utama lainnya pada tahun 2021. Yakni produksi bawang merah sebesar 1,74 juta ton, cabai 1,45 juta ton, serta komoditas strategis lainnya ditargetkan meningkat dibandingkan tahun 2020.
Pembangunan pertanian pun mendapat dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) pertanian. Pagu alokasi anggaran DAK pertanian tahun 2021 sebesar Rp1,4 triliun, yang diarahkan untuk mendukung pembangunan/perbaikan infrastruktur dasar pertanian dan sarana pendukungnya di daerah.
(ars/ant)