CIBINONG, FOKUSJabar.id: Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan, Kabupaten Bogor belum berencana menerapkan normal baru. Alasannya, angka reproduksi efektif (Rt) di wilayahnya belakangan meningkat dari 1,2 poin menjadi 1,8 poin.
“Terakhir (angka Rt) masih di atas satu poin, 1,8 poin, masih jauh. Makanya kita adakan tes masif,” ujar Ade Yasin usai meninjau tes cepat Covid-19 massal di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020).
Menurutnya, kondisi tersebut berimbas pada kemungkinan diperpanjangnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional di Kabupaten Bogor yang dijadwalkan berakhir pada 2 Juli 2020.
“PSBB atau tidak, yang jelas kita sudah lakukan pembatasan,” tambah Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
BACA JUGA: Oded Bakal Tutup Kembali Mall Bandel
Konsekuensi lain yang harus diterima masyarakat jika angka Rt masih di atas angka 1 poin, lanjutnya, yaitu kembali melalui masa PSBB tapi tanpa ada bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Pasalnya, anggarannya hanya cukup hingga bulan Juli 2020.
“Ya, memang kemampuan kita sampai Juli. Kita sedang pikirkan, mudah-mudahan pandemi cepat berakhir,” terangnya.
Anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) Kabupaten Bogor tahun ini, lanjutnya, sudah digelembungkan hingga 24 kali lipat atau menjadi Rp477,03 milyar dari sebelumnya hanya Rp20 milyar demi menangani dampak pandemi Covid-19.
Anggaran dibagi untuk penanganan Covid-19 senilai Rp384,07 milyar lebih dan sisanya Rp92,96 milyar dialokasikan untuk penanganan pascabencana longsor dan banjir di wilayah barat Kabupaten Bogor yang terjadi pada awal Januari 2020.
Seperti diketahui, berdasarkan ketetapan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sebuah wilayah belum bisa melaksanakan fase normal baru jika angka reproduksi efektifnya masih 1 poin.
Di samping itu, masih tersisa lima kecamatan di Kabupaten Bogor yang menjadi wilayah berisiko tinggi penularan Covid-19. Yakni Gunung Putri, Cileungsi, Bojonggede, Cibinong dan Tajur Halang.
Kemudian, ada sebanyak 28 kecamatan berisiko sedang dan tujuh kecamatan berisiko rendah. Yaitu Tanjungsari, Tenjo, Tenjolaya, Sukamakmur, Sukajaya, Cijeruk dan Jasinga.
(ars/ant)