Kamis 12 Desember 2024

Penerima Bansos Mundur Usai Rumahnya Ditempeli Stiker

KUDUS, FOKUSJabar.id: Program penempelan stiker bagi penerima bantuan sosial (bansos) membuat salah satu penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengundurkan diri. Pasalnya, dirinya merasa tergolong warga mampu namun selama ini masih menerima bantuan.

“Untuk sementara yang tercatat baru satu orang penerima manfaat PKH yang menyatakan mundur saat hendak ditempeli stiker di rumahnya beberapa waktu lalu,” ujar Koordinator pendamping PKH Kabupaten Kudus, Habib Rifai, Senin (15/6/2020).

Saat acara pertemuan kelompok yang digelar sebelumnya, diakui Rifai jika sudah ada keinginan mundur saat program penempelan stiker benar-benar dijalankan. Hal tersebut dimungkinkan karena yang bersangkutan memang tergolong warga mampu sehingga memilih mengundurkan diri.

BACA JUGA: Data Bansos Double, Karang Taruna Cisaga Geruduk Kantor Kecamatan 

“Bagi penerima manfaat PKH yang merasa sudah mampu dan mandiri, memang didorong untuk melakukan graduasi atau melepaskan diri dari program bantuan biar dialihkan kepada warga yang memang lebih berhak,” terangnya.

Hanya saja, lanjut dia, program penempelan stiker penerima bansos oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus belum seluruhnya. Hanya dilakukan secara sampling di masing-masing desa yang ada di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus.

Di luar kegiatan penempelan stiker, jumlah penerima PKH yang melakukan graduasi pun cukup banyak karena data per April 2020 mencapai 271 penerima manfaat.

Kabid Pemberdayaan Kelembagaan Sosial dan Keluarga Miskin Dinas Sosial P3APP dan KB Kudus, Arini Budi Utami menambahkan penempelan stiker penerima bansos terbukti bisa menyeleksi warga yang tergolong mampu untuk mengundurkan diri. Meski belum dilakukan menyeluruh.

Rencananya, dalam waktu dekat akan dilanjutkan penempelan 45 ribu stiker di keluarga penerima manfaat berbagai program bansos. Mulai dari bantuan PKH, bantuan pangan non tunai (BPNT), rumah tidak layak huni (RTLH), penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan nasional, dan kartu Indonesia pintar (KIP). Semua program bansos tersebut pun tercantum di stiker tersebut.

“Sebelumnya kami terkendala pandemi Covid-19. Rencananya dalam waktu dekat akan dilanjutkan kembali,” ujar Arini.

Apabila ada penerima manfaat yang sengaja merusak stiker tersebut, secara otomatis dianggap mengundurkan diri sebagai penerima bantuan.

Penempelan stiker tersebut, diakui Arini sebagai bentuk transparansi dalam pemberian bantuan. Sekaligus bahan evaluasi di masyarakat apakah yang menerima sudah tepat sasaran atau tidak.

“Ketika masyarakat ikut memantau dan mengawasi, setidaknya ketika ada kekeliruan dalam penyalurannya bisa menjadi bahan evaluasi,” pungkasnya.

(ars/ant)

Berita Terbaru

spot_img