Kamis 12 Desember 2024

Pandemi Covid-19 Tak Pengaruhi Angka Kehamilan di Bekasi

CIKARANG, FOKUSJabar.id: Pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) ternyata tidak berpengaruh terhadap angka kehamilan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Bahkan angka ibu hamil menurun dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Ada penurunan angka kehamilan sekitar 8,4 persen dibanding tahun lalu. Bisa dibilang, pandemi Covid-19 tidak berpengaruh besar,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti di Cikarang, Selasa (9/6/2020).

Berdasarkan data kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terhimpun di database Dinkes, sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551 ibu hamil. Sementara di bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Sedangkan pada bulan Maret dan April tahun lalu jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052.

BACA JUGA: DPPKBP3A Kota Tasikmalaya Minta Pasutri Tunda Kehamilan Saat Pandemi Covid-19 

“Kalau ditotal, di dua bulan tahun lalu angka kehamilan mencapai 14.127 orang. Sementara dua bulan kemarin (Maret dan April) 12.951 ibu hamil,” ungkapnya.

Dinkes Kabupaten Bekasi pun melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi ini. Seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil.

Selain itu, pihaknya melakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan puskesmas di masing-masing kecamatan terhadap ibu hamil dan bayi kategori risiko tinggi.

“Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon genggam bekerja sama dengan ibu kader posyandu. Kami juga membuat WA (WhatsApp) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),” tuturnya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kabupaten Bekasi Supria Dinata mengatakan, penurunan angka kehamilan disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).

Selain itu, sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi Covid-19.

“Ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di masa Covid-19. Karena jika bulan ini mulai program, akan ketahuan hamil pada dua bulan mendatang. Untuk data bulan Mei belum masuk. Paling bulan Juli dan Agustus kita baru bisa lihat meningkat apa tidak. Kalau sekarang masih naik turun,” katanya.

Data kehamilan didapat dari setiap fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit. Bidan koordinator di 44 puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinkes, sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya.

(ars/ant)

Berita Terbaru

spot_img