JAKARTA,FOKUSJabar.id: Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid meminta warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) tetap waspada seusai terjadi kerusuhan dan penjarahan di Kota Minneapolis dan sejumlah kota lainnya di negara tersebut. Kerusuhan terjadi akibat terbunuhnya pria kulit hitam George Floyd oleh oknum kepolisian setempat.
“Dari pemberitaan di sejumlah media internasional dan komunikasi langsung dengan sebagian WNI di AS, kerusuhan-kerusuhan di Kota Minneapolis telah berimbas ke kota-kota lainnya di Amerika Serikat, bahkan ke Gedung Putih,” kata Hidayat, di Jakarta, Senin (1/6/2020).
Berdasarkan informasi itu, suasana di beberapa kota di AS sudah terjadi Chaos karena kemarahan warga akibat tindakan represif diskriminatif dari sejumlah oknum kepolisan AS dan komentar Presiden Donald Trump.
Belum lagi sikap frustasi sebagaian warga yang kehilangan mata pencahariannya akibat Covid-19 dan kekecewaan terhadap penanganan pandemi oleh Pemerintah AS yang dinilai tidak serius.
Karena itu, Hidayat meminta agar WNI di AS terus waspada, menghindari kawasan yang rusuh, dan mencari tempat yang aman apabila terjadi kerusuhan.
BACA JUGA:Polisi Tangkap Reporter CNN Peliput Kerusuhan di Minneapolis
“WNI juga jangan ikut-ikutan dengan penjarahan. Selain itu, perlu ada penguatan komunikasi antara sesama WNI dan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di AS,” kata dia.
Menurut dia, dalam kondisi seperti itu, negara melalui KBRI wajib melindungi semua WNI dengan kata lain pihak KBRI di negara tersebut agar lebih proaktif memantau peristiwa itu dan memastikan keamanan serta keselamatan WNI yang tinggal di kota-kota terdampak kerusuhan.
Komunikasi KBRI, kata dia, perlu dibuka selebar-lebarnya untuk memberikan rasa aman bagi WNI di AS. Selain itu, informasi dari KBRI perlu disampaikan secara terukur dan akurat kepada para WNI di kota-kota terdampak kerusuhan.
“Paling utama adalah menghadirkan keamanan dan keselamatan warga Indonesia di sana,” kata Hidayat Nur Wahid.
Tidak hanya itu, dia pun menilai perstiwa yang terjadi di AS bisa menjadi bahan refleksi bagi pemerintah Indonesia. Menurut dia, tindakan represif yang diskriminatif oleh aparat keamanan dapat memancing kemarahan rakyat yang daya destruktifnya sangat tinggi, apalagi di era Covid-19 yang banyak membuat orang frustasi akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin buruk.
“Kita perlu mengambil pelajaran dari peristiwa di Minneapolis itu agar kebijakan pemerintah dan penegakan hukum dilakukan secara baik, benar dan adil, tidak secara diskriminatif,” kata dia.
Langkah itu, kata dia, penting agar kepercayaan rakyat kepada pemerintah tidak hilang, rakyat masih bisa diajak untuk taat aturan dan melaksanakan hukum, dan tidak mudah terprovokasi serta menghadirkan kerusuhan yang sangat membahayakan kepentingan nasional, eksistensi atau keberlangsungan sebagai bangsa dan negara.
(LIN/ANT)