LONDON, FOKUSJabar.id: Uji coba obat atau vaksin sebagai bagian upaya melawan virus corona (Covid-19) dilakukan berbagai negara. Termasuk Inggris yang akan memulai uji coba lima obat baru Covid-19.
Para ilmuwan di negara Ratu Elizabeth tersebut sedang berupaya mendaftarkan ratusan pasien untuk uji coba guna menemukan cara mencegah orang mengalami sakit parah hingga membutuhkan pelayanan intensif atau ventilator.
Berdasarkan laporan Guadian, uji coba akan dimulai di 30 rumah sakit. Obat pengencer darah yang disebut heparin menjadi salah satu obat dalam uji coba yang dimaksud.
Obat itu akan diberikan kepada pasien Covid-19 untuk pertama kali. Alasannya, obat tersebut mampu ‘memberikan efek dramatis dalam paru-paru’.
BACA JUGA: Di Inggris, Atmi Purwati Sirs Kampanye Bahaya Covid-19 dengan Bahasa Indonesia
“Obat itu merupakan sebuah molekul lekat yang besar yang dapat menempel pada virus dan mencegahnya masuk ke dalam sel dan selanjutnya mungkin memiliki efek anti-inflamasi yang penting,” ujar profesor ilmu kedokteran pernapasan sekaligus konsultan, Tom Wilkinson seperti dilansir Guardian, Senin (1/6/2020).
Obat tersebut dapat diproduksi dalam jumlah besar dengan cara yang hemat biaya jika terbukti manjur.
Bemcentinib, sebuah tablet yang dikembangkan oleh perusahaan Norwegia, BerGenBio, menjadi obat lain yang juga akan diuji coba. Obat tersebut digunakan untuk mengobati kelainan darah.
Lalu Medi3506, suntikan anti-inflamasi yang kini dikembangkan untuk gangguan kulit dan penyakit paru obstruktif kronis, juga terlibat dalam uji coba tersebut.
Obat itu berfungsi meredam badai sitokin yang menyebabkan sistem imun tubuh menjadi terlalu lelah dan menyebabkan demam, radang serta kelelahan.
Obat lain yang akan diuji coba yakni Calquence. Obat produksi AstraZeneca itu digunakan untuk mengobati limpoma sel mantel (kanker sel darah putih). Obat itu dikembangkan untuk peradangan paru-paru yang parah. Obat tersebut sebelumnya mengurangi frekuensi komplikasi dari infeksi Covid-19 atau cedera paru-paru yang parah.
Kemudian Zilucoplan, obat yang dikembangkan perusahaan Belgia, UCB, yang dalam uji coba untuk obat potensial myasthenia gravis, melemahnya otot pada tubuh, diikutsertakan dalam uji coba Inggris.
Sebanyak 60 pasien untuk masing-masing obat akan dievaluasi selama beberapa bulan ke depan. Para peneliti akan bekerja sama dengan negara lain dan mungkin pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit tetapi menunjukkan gejala yang kuat.
(ars/ant)