BANDUNG, FOKUSJabar.id: Dua organisasi terbesar di industri musik Inggris mendesak agar para seniman pendapatan lebih besar dari Spotify dan royalti streaming musik lain di tengah krisis pandemi virus corona.
“Krisis ini telah menghadirkan kenyataan bahwa pencipta dan penampil disokong oleh penampilan langsung dari bisnis musik dan bahwa royalti streaming tidak cukup memadai,” dalam pernyataan.
dua organisasi itu musik yakni Musicians’ Union dan Ivors Academy, mereka menyerukan gagasannya lewat kampanye “The Keep Music Alive”.
Rata-rata, Spotify membayar 0,0028 pound sterling (sekira Rp51) per stream kepada para pemegang hak cipta yang terdiri dari perusahaan rekaman dan artisnya.
BACA JUGA: Maher Zain luncurkan ‘single Antassalam’
Sementara YouTube membayar lebih kecil lagi yakni cuma 0,0012 poundsterling atau sekira Rp22.
Sementara perusahaan rekaman masih mengganjar para artis dengan bayaran berdasarkan ongkos produksi rekaman dan CD.
Nyatanya di era streaming, perusahaan-perusahaan rekaman cenderung banyak dapat uang dari penjualan dan situs.
(Agung)