Kamis 12 Desember 2024

Tradisi Misalin Digelar Secara Sederhana Warga Cimaragas, Ciamis

CIAMIS, FOKUSJabar.id: Berbagai tradisi menjelang bulan suci Ramadhan di Ciamis terpaksa dibatalkan akibat pandemi virus Corona. Namun guna menjaga tradisi, beberapa warga Ciamis tetap menggelar acara inti secara terbatas.

Seperti yang dilakukan warga Bojongsalawe, Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (22/4/2020). Secara terbatas dan sederhana, mereka menggelar tradisi Misalin di Situs Cagar Budaya Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe atau Lembur Salawe. 

Peserta yang hadir pun hanya beberapa warga dan kuncen. Sebelum kegiatan dilaksanakan, protokol pencegahan COVID-19 tetap ditempuh. Mulai dari pakai masker, cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh peserta.

Baca Juga : Ini 7 Cara Santuy Rayakan Hari Bumi saat #DiRumahAja

Prosesi Misalin kali ini membersihkan makam leluhur yakni makam Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe (Raja Galuh Pangauban Garatengah). Beliau merupakan sosok yang berjasa dalam penyebaran Islam di Cimaragas. Warga berdoa bersama di lokasi situs dan diakhiri makan bersama menggunakan wadah daun kelapa atau disebut pontrang. 

Kegiatan adat ini bertujuan untuk ziarah, tawasul mendoakan para leluhur. Dilanjut dengan bersalaman saling memaafkan antar sesama warga. 

Sedangkan ‘Kuramasan’ di pinggir sungai Citanduy dan atraksi budaya serta kesenian terpaksa dibatalkan. Sesuai dengan imbauan pemerintah untuk tak menggelar keramaian. 

Kuramasan tersebut bertujuan mengingatkan untuk mandi besar sebelum menjalani ibadah puasa. Hal itu pun sesuai dengan ajaran agama Islam. 

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Ciamis, Budi Kurnia mengatakan, Misalin yang digelar warga Cimaragas jelang Ramadan 1441 Hijriyah dilakukan guna menjaga agar tidak punah. Namun pelaksanaannya secara terbatas dan tanpa keramaian.

“Biasanya kegiatan ini menarik wisatawan karena digelar juga berbagai even kesenian dan kebudayaan. Tapi kali ini tidak ada, hanya hal inti saja secara terbatas,” ujar Budi Kurnia, Rabu (22/4/2020). 

Budi menerangkan, Misalin dalam bahasa Sunda artinya kegiatan mengganti. Dilaksanakan jelang bulan Ramadan diartikan melakukan pergantian dari buruk menjadi baik lahir maupun batin. 

“Sehingga saat memasuki bulan Ramadan kita sudah bersih lahir batin dan siap melaksanakan ibadah puasa. Tradisi harus tetap ada, supaya tidak punah. Meski sederhana tapi digelar secara sakral dan tak mengurangi maknanya,” tegas Budi. 

(Riza M Irfansyah/ars)

Berita Terbaru

spot_img