BANDUNG, FOKUSJabar.id: Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan menyatakan bahwa pemulangan 600 WNI yang sempay bergabung dengan ISIS ke Tanah Air sudah bukan prioritas.
Farhan menilai, keputusan soal kombatan ISIS dan keluarganya asal Indonesia merupakan keputusan bersifat politis dan memerlukan dukungan tidak hanya oleh aturan dan pertimbangan logis.
“Tapi juga harus didukung semua elemen bangsa ini. Dalam kapasitas itulah DPR RI perlu menekan pemerintah dengan menyimak suara-suara dari dewan. Pimpinan DPR RI sudah jelas menolak memulangkan mereka,” kata Farhan dalam keterangan resminya, Senin (10/2/2020).
Terkait sulitnya melakukan derasikalisasi kepada mereka, kata dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.
Nasib Eks WNI anggota ISIS di kamp penampungan Syria dinilai masih menjadi dilema pemerintah Indonesia mengingat upaya derasikalisasi mereka tidak mudah dan diprediksi membutuhkan waktu lama dengan kategori sulit.
“BNPT bukan tidak pernah berhasil, tapi memang tantangan BNPT sekarang adalah mampukah menjadi bagian masyarakat global yang akan melakukan penghapusan radikalisasi agama. Dunia pernah bersama-sama menghilangkan ajaran Nazisme dan Fasisme yang digunakan Hitler untuk menguasai dunia,” kata dia.
Saat ini yang harus diprioritaskan pemerintah, yakni bergerak cepat membawa pulang WNI yang tidak terlibat ISIS meski di kawasan itu menjadi sasaran empuk dataran konflik.
Diprediksi WNI yang tidak terlibat ISIS terdiri dari Mahasiswa WNI sekitar 150 orang dan pekerja migran WNI jumlahnya sekitar 1,000 orang yang tersebar di Damaskus, Aleppo, Homs, Hama.
“Pemerintah harus mencari cara tercepat melakukan evacuation route buat 1000 lebih WNI sesungguhnya di Suriah, apalagi tidak mudah dan tidak murah. Sedangkan mereka (anggota ISIS) asal Indonesia harus ditangani bersama dengan komunitas global,” kata Farhan.
Sebelumnya kepala BNPT Konjen Pol Suhardi Alius mengatakan bahwa sejauh ini pemerintah Indonesia belum berencana memulangkan WNI eks ISIS dari Suriah ke Tanah Air.
Hal ini tengah mengundang pro dan kontra di berbagai kalangan. Informasi yang didapat BNPT, dari beberapa komunitas internasional, termasuk saluran intelijen atau badan-badan internasional, sekian puluh ribu FTF (Foreign Terrorist Fighters) dan keluarga mereka saat ini ada di beberapa kamp pengungsi di Suriah.
“Ada kurang lebih 600-an pengakuannya WNI. Itu pun masih belum verifikasi. Itu yang kami laporkan ke Pak Menko Polhukam,” kata dia beberapa waktu lalu.
(LIN)