spot_img
Sabtu 4 Mei 2024
spot_img
More

    Kepemimpinan Terbuka Antarkan Indonesia Menuju Keemasan 2045

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Indonesia diyakini akan menjadi negara besar pada 2045 mendatang. Berbagai potensi dan indikasi yang ada saat ini akan mendorong perbaikan di tahun keemasan tersebut.

    Demikian benang merah diskusi nasional bertajuk ‘Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, dan Berpengaruh pada Tataran Global’ yang digelar alumni Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Jumat (5/4/2019).

    Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Panjaitan, Wali Kota Bogor Bima Arya, Ketum Kadin Risan Roeslani serta tokoh nasional lainnya.

    Dalam kesempatan itu Luhut mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara adidaya pada 2045. Selain letak geografisnya yang sangat strategis, Indonesia pun memiliki kekayaan alam yang bisa mendorong target itu.

    “Kita sangat kaya. Kita ada tiga time zone, penduduk 260 juta, dari Sabang sampai Merauke. Kita negara besar, GDP 1,1 trilyun US Dollar. Pertumbuhan ekonomi 5,1 persen, inflasi sekitar 3 persen,” kata dia.

    Tidak hanya itu, potensi ini pun didukung kinerja perekonomian nasional yang terus membaik.

    Semua indikasi positif itu, kata dia, akan sia-sia jika generasi mudanya tidak mempersiapkan diri menghadapi perkembangan global.

    Generasi saat ini harus memiliki pergaulan yang luas, termasuk dengan sesama penerus dari negara lain.

    Pada akhirnya, generasi milenial saat ini harus memiliki kepemimpinan yang baik yang sesuai dengan perkembangan zaman.

    “Anak muda harus memiliki leadership terbuka. Mengambil keputusan secara terbuka. Proses pengambilan keputusan kalau dilakukan terbuka, menjadikan ekonomi kita cepat majunya,” kata dia.

    Sebagai contoh, saat ini dunia telah berubah dengan munculnya Tiongkok sebagai raksasa ekonomi selain Amerika Serikat. Mau tidak mau kondisi ini harus disikapi positif agar Indonesia turut merasakan pertumbuhan tersebut.

    “Suka tidak suka, Tiongkok jadi kekuatan dunia. GDP-nya 2,5-3 trilyun US Dollar. Saya pergi ke Tiongkok, semua kerja keras, semua disiplin. Kita harus tiru. Pengaruh dua negara adidaya ini penting untuk dicermati, ” kata Luhut.

    Kendati begitu, Luhut mengingatkan para calon pemimpin agar nantinya menjalankan diplomasi yang tegas dan terukur.

    “Diplomasi kita nggak boleh lemah. Sekali-kali hajar saja, asal terukur. Generasi muda pun harus kompak, terutama dalam bernegara,” tegas dia.

    Pakar ekonomi Purbaya menjelaskan, fondasi ekonomi Indonesia saat ini sangat memungkinkan untuk mencapai keemasan pada 2045.

    Selain memiliki laju pertumbuhan yang baik, pemerataan dan pembangunan infrastruktur pun terus dilakukan hingga ke daerah perbatasan dengan negara tetangga.

    “Investasi meningkat 160 persen dari 2014-2018. Pembangunan pemerintah dirasakan betul oleh masyarakat. Pengangguran berkurang, kemiskinan berkurang, dan pemerataan pembangunan meningkat. Walau pertumbuhan belum 7 persen, tapi berkualitas. Lapangan kerja ada. Jadi kita sudah berada di arah yang benar,” jelas dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img