“Latihan bersama atlet ini menjadi awal persiapan menuju PON XX. Kita manfaatkan waktu menjelang babak kualifikasi Oktober mendatang,” kata Sekum Ikasi Jabar Christin di arena anggar, GOR Saskawa, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Minggu (17/3/2019).
Dalam Pelatda, pihaknya masih menerapkan sistem desentralisasi. Dengan demikian, kebutuhan atlet ditanggulangi untuk sementara oleh daerah asal atlet yang bersangkutan.
“Sekarang jumlahnya masih 200 persen atau sekitar 48 atlet yang masuk kerangka Pelatda PON XX,” kata dia.
Atlet yang masuk kerangka pelatda PON XX menuju babak kualifikasi adalah atlet-atlet hasil Porda XIII Jabar pada Oktober 2018. Selain itu, pihaknya pun memanggil atlet hasil pemantauan di Sirkuit Anggar pada November 2018.
“Untuk atlet eks PON XIX yang ikut membawa Anggar Jabar menjadi juara umum, hanya tersisa sekitar 4 atlet untuk PON XX, karena terganjal aturan pembatasan usia maksimal 26 tahun,” jelas dia.
Dengan pembatasan usia maksimal 26 tahun di PON XX, lanjut Christin, peta persaingan setiap provinsi pun masih belum tergambarkan. Sebab hampir semua provinsi akan memakai atlet junior untuk persiapan babak kualifikasi maupun PON XX/2020 di Papua.
“Semua provinsi masih abu-abu soal kekuatan. Kita akan bisa memetakan setelah kualifikasi selesai,” kata dia.
Menghadapi perhelatan PON XX/2020 di Papua, pihaknya memiliki tanggung jawab sekaligus beban besar untuk bisa mempertahankan gelar juara umum yang diraih saat PON XIX. Seperti diketahui, Jabar menjadi juara umum cabang olahraga anggar PON XIX/2016 dengan raihan lima medali emas, dua perak dan dua perunggu.
(Ageng/LIN)
