JAKARTA, FOKUSJabar.id: PSSI akan menggelar Kongres Tahunan pada 20 Januari 2019 mendatang. Untuk itu, pemerintah melalui Kemenpora memberikan catatan penting bagi PSSI yang harus dibahas pada Kongres Tahunan tersebut.
Tiga catatan tersebut mulai dari prestasi Timnas termasuk soal kompetisi, kepemimpinan Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI, hingga masalah pengaturan skor.
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto mengatakan ketiga hal tersebut akan dibawa pihaknya ke PSSI dalam Kongres Tahunan mereka di Bali.
“Dengan dibahas, harapannya pada 2019 di SEA Games jangan lagi ada kegagalan. Alasan sebelumnya yang soal kompetisi padat, itu nanti harus terjawab. Di musim ini misalnya, PSSI harus cerdas untuk menentukan jadwal kompetisi. Mengingat di 17 April ada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, jadi PSSI harus pintar menyikapi. Karena kalau di taruh semuanya di ujung, pasti akan padat dan persiapannya akan mepet untuk SEA Games,” katanya kepada wartawan di Kemenpora, Rabu (2/1/2019).
Masalah kedua, lanjut Gatot, adalah kepimpinan Edy. Pemerintah menilai bahwa Edy perlu dikritisi, meski tidak ada maksud untuk mendorong mantan Kostrad tersebut untuk turut dari jabatannya sebagai Ketua PSSI. Namun, pihaknya ingin PSSI kembali terutama Edy untuk bisa memperbaiki cara komunikasinya.
“Mumpung dia masih diberikan kepercayaan dari publik, maka cara komunikasi beliau harus diperbaiki. Sudah risiko pejabat publik kalau bertutur kata harus wise tanpa menghilangkan ketegasannya,” ujarnya.
Ketiga, hal yang jadi catatan adalah masalah pengaturan skor. Menurut Gatot, selagi penanganan masalah ini dibantu oleh Satgas Pemberantas Pengaturan Skor Bareskrim Polri hingga PSSI pasti akan terbantu.
“Kami tidak mau mengklaim, hanya saja memang keberadaan Satgas itu ada dari provokasi kami. Hingga poinnya, PSSI harus bisa memanfaatkan momentum ini dengan baik. Jika tidak begitu, maka kejadian seperti ini akan terulang lagi dan lepas lagi. Ini kesempatan mengembalikan kredibilitas PSSI sendiri,” tuturnya.
Dirinya sangat berharap para voter, sebagai pemegang suara, bisa mempertimbangkan tiga catatan pemerintah tersebut untuk kemudian dibahas dalam kongres. Bila tidak ada perubahan juga, Gatot mengaku pihaknya tidak bisa mencegah.
“Karena kami juga tidak mau PSSI melaporkan ke FIFA ada campur tangan. Namun, kalau nanti arahnya akan ada Kongres Luar Biasa (KLB) lewat suara dari voter pihaknya mempersilakan. Itu juga mengingat Pak Eddy kan hasil pilihan voter juga,” pungkasnya.
(Vetra)