TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id: Jelang perayaan Natal dan pergantian tahun baru 2019, terjadi kenaikan inflasi di Kota Tasikmalaya. Angka inflasi di kisaran 0,05 persen, namun bulan Nopember mengalami kenaikan mencapai 0,26 persen.
”Inflasi dipengaruhi kenaikan beberapa komoditas penyumbang inflasi seperti telur ayam, beras, bensin, bawang merah termasuk jeruk, kenaikan harga-harga komoditas ini terjadi, seiring dengan banyaknya perayaan seperti muludan, perayaan natal dan hajatan-hajatan lainnya,” kata Manager Unit Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Tasikmalaya Yusi Yuliana usai Rakor Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Balekota Tasikmalaya, jalan letnan Harun Kec.Bungursari Kota Tasikmalaya Selasa (04/12/18).
Dijelaskan, kenaikan harga ini tambahannya, menjadi pemicu terjadinya kenaikan inflasi di daerah. Kenaikan inflasi yang mencapai 0,26 persen ini, memang harus di waspadai karena jika kenaikan inflasi ini terus menerus, akan berdampak terhadap daya beli masyarakat.
Kenaikan inflasi ini kata Yusi, termasuk relatif tinggi jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sehingga perlu diwaspadai. ”Kita harus antisipasi kenaikan inflasi ini, tapi kita masih rendah jika dibandingkan angka inflasi secara nasional dan jawa barat, iya harus waspada dan hati-hati, karena kenaikan inflasi ini tidak bisa kita prediksi,” katanya.
Yusi berharap ada operasi pasar bersama TPID ke beberapa lokasi guna mengantisipasi lonjakan harga menjelang perayaan natal dan tahun baru. ”Kita akan menggelar operasi pasar, ini akan dilakukan mulai tanggal 10 s/d 15 Desember 2018 mendatang,”katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Tasikmalaya Dedi menjamin stok bahan pokok atau sembako menjelang natal dan tahun baru sejauh ini tetap aman dan terkendali sehingga masyarakat tidak perlu kwatir
”Kita sudah persiapan stok bahan pokok masyarakat agar tidak kekurangan dalam rangka menghadapi moment besar masyarakat seperti natal dan perayaan tahun baru,”singkatnya.
(Seda/DAR)
