spot_img
Monday 29 April 2024
spot_img
More

    Sengketa Perdagangan, Ini Kata Mendag RI

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemerintah memastikan sejumlah sengketa perdagangan internasional Indonesia yang diadukan ke organisasi perdagangan dunia (WTO) sudah terselesaikan. Salah satunya dengan meningkatkan perdagangan sesuai permintaan negara yang memperkarakan.

    Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri terus berupaya memperbaiki hubungan dagang dengan negara anggota WTO. Selain untuk memperlancar ekspor, hal itu pun dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan produk impor.

    Sebagai contoh, untuk menjawab protes dari Brazil yang menentang kebijakan Indonesia akan produk daging sapi tertentu, pemerintah membuka keran impor dari berbagai negara. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, saat itu pemerintah hanya mengimpor dari Australia.

    Kini, Indonesia tidak hanya bergantung dari Australia karena pemerintah mengimpor sapi dari negara lain seperti Brazil, Spanyol, dan India.

    “Jangan bergantung pada satu negara. Sehingga saat kita buka dari Spanyol, Brazil, apalagi India, harga turun,” kata dia di Bandung, Rabu (8/8/2018).

    Perbaikan serupa pun dilakukan dengan Amerika Serikat. Indonesia mengoreksi kebijakan non-tarif barriers yang dianggap diskriminatif dalam perdagangan internasional. Dalam implementasinya, saat ini pihaknya tengah menyiapkan draft peraturan menteri.

    “Sambi menunggu implementasi perubahan itu, untuk protect dirinya, mereka (Amerika Serikat) lapor dulu ke WTO. Saya tidak khawatir karena kita akan selesaikan itu,” ungkap Enggar.

    Apalagi pemerintah pun tidak menghalang-halangi akses pasar dalam negeri untuk produk negara itu. Menurut dia, pihaknya sudah mengeluarkan surat persetujuan impor untuk produk-produk tertentu.

    Namun, dia menegaskan aktivitas membeli barang dari luar negeri itu pun sesuai dengan kebutuhan dalam negeri. “(Contohnya) kedelai. Pabrik tahu, tempe, kalau pindah ke negara lain, marah, didemo,” katanya.

    Hal serupa pun terjadi pada produk Indonesia yang diekspor ke Negeri Paman Sam itu.

    “Dari 28 billion USD, hampir 50 persen kita surplus,” ucapnya.

    Berbagai aktivitas perdagangan dengan luar negeri inipun merupakan konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO.

    “Nggak ada pilihan lain karena kita member dari WTO. Kalau kita tidak mau, maka kita tidak bisa ekspor. Jadi kita nggak boleh menang sendiri,” paparnya.

    Kendati begitu, semua perdagangan internasionap yang dilakukan pun dibutuhkan Indonesia karena mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

    ” Jadi kita complementer. Free trade, fair trade,” jelas dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img