BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan mengatakan, ekspor Jabar akan semakin meningkat ketika Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka dan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang sudah beroperasi.
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sendiri akan mulai beroperasi pada Mei 2018 sementara pelabuhan Patimban akan mulai dibangun pada akhir 2018.
“Setelah bandara Kertajati jadi, terus sebentar lagi pelabuhan Patimban jadi, nanti semua ekspor Jabar dari situ. Sekarang nilai ekspor Jabar ketiga setelah DKI dan Jatim, nanti kita bisa unggul,” kata Aher.
Menurutnya, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, nilai ekspor Jabar dari Desember 2017 ke Januari 2018 mengalami peningkatan. Pada Desember 2017 nilai ekspor Jabar mencapai USD 2,29 milyar meningkat 12,57 persen pada Januari 2018 mencapai USD 2,58.
“Pusat manufaktur ada di Jabar tapi kan ekspor lewat DKI, coba bayangkan aja nanti ketika ada bandara kelas Internasional dan pelabuhan di Jabar,” ujarnya.
BACA JUGA: GPEI Jabar Diharapkan Tingkatkan Nilai Ekspor Jabar
Tetapi kata Aher, aktivitas ekspor di Indonesia seringkali terganggu oleh kelangkaan dolar Amerika Serikat (AS) lantaran banyak kembali ke negaranya. Menurut dia, dolar AS merupakan mata uang Internasional, ketika Bank Sentral AS atau The Federal Reserve menaikkan suku bunga, Dolar AS yang ada di Indonesia memilih untuk kembali ke AS.
“Karena suku bunganya lebih tinggi kan di AS dibandingkan bertebaran di luar AS,” kata Aher.
Pada saat yang sama, lanjutnya, aktivitas ekspor dan impor berjalan. Sementara transaksi harus memakai dolar AS. Lantaran dolar langka sehingga rupiah tertekan dan nilai dolar AS lebih tinggi.
“Kita tidak punya dosa apa-apa seringkali gara-gara AS misal memutus hubungan dengan negara lain, dampaknya sampe ke Indonesia. Padahal kita gak ada urusan apa-apa,” ujar Aher.
(Ibenk/Bam’s)