spot_img
Jumat 17 Mei 2024
spot_img
More

    MPR: Generasi Muda Harus Jadi Pemilih Cerdas

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berharap para generasi muda bisa menjadi pemilih cerdas pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 serta Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2019. Generasi muda sebagai generasi masa depan bangsa harus benar-benar mengetahui dan paham akan sosok peminpin yang akan mereka pilih.

    Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Sekretariat Pimpinan MPR, Muhammad Rizal saat sosialisasi ‘Empat Pilar Kebangsaan’ di Aula Mujahidin Muhammadiyah, Jalan Sancang Kota Bandung, Senin (9/4/2018).

    ” Jangan sampai yang dipilih itu tidak tahu trek rekornya atau beli kucing dalam karung. Untuk itu, kami dari MPR mendorong generasi muda untuk mengenal sosok pemimpin yang akan mereka pilih,” ujar Rizal.

    Dengan memahami sosok serta karakteristik pemimpin yang akan dipilih, lanjut Rizal, generasi muda bisa menilai sendiri sosok pemimpin yang bisa amanah dan memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk bangsa dan negara. Selain itu, para generasi muda sebagai penerus bangsa bisa menghindari perilaku politik negatif yang merugikan diri sendiri serta masyarakat dan menggadaikan kedaulatan mereka sebagai pemilih karena sesuatu.

    BACA JUGA: Sebanyak 2.625 Pemilih Dicoret dari DPTHP Tahap II

    “Jangan sampai kedaulatan sebagai pemegang suara itu bisa digadaikan oleh sesuatu yang tidak lebih besar dari kepentingan bangsa dan negara. Satu suara sangat menentukan nasib bangsa kedepan. Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda, jadi jangan salah dalam memilih karena dibalik itu ada tanggungjawab yang menyertai,” terangnya.

    Terkait potensi perpecahan karena perbedaan pilihan diantara masyarakat, Rizal menilai jika hal tersebut didasari oleh kesadaran setiap masing-masing individu. Pasalnya, menentukan pilihan merupakan hak dari setiap individu sehingga harus saling menghargai dari setiap pilihan masing-masing.

    “Itulah pentingnya nilai-nilai Pancasila yang menjadi pemersatu bangsa. Saat ini, nilai-nilai Pancasila di negeri ini sudah mulai pudah dan terkikis di masyarakat sehingga kami dari MPR mencoba untuk kembali mengingatkan kembali hal itu. Saat ini mulai banyak nilai-nilai dari luar yang masuk ke Indonesia dan memberikan dampak negatif pada generasi muda. Seperti individualistik, materialistik dan hedonisme,” paparnya.

    Pancasila sendiri, diakui Rizal, merupakan akumulasi dari berbagai nilai di tengah masyarakat seperti agama, budaya dan lainnya. Untuk itu dibutuhkan sebuah aplikasi dari nilai-nilai untuk memberikan pengaruh positif di tengah berbagai perbedaan dan masalah yang terjadi masyarakat.

    “Begitu pun dalam hal pilihan setiap individu di pilkada. Setiap individu dipastikan memiliki pilihan yang berbeda karena itu adalah hal yang wajar. Tapi setelah semua itu selesai, kita kembali rukun, silaturahmi semakin erat dan bersatu lagi sebagai bangsa dan negara yang besar,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua DPD Mapancas Jabar, Aji Saptaji menuturkan kegiatan sosialisasi sendiri merupakan progran tahunan pihaknya. Pasalnya, Mahasiswa Pancasila (Mapancas) memiliki tanggungjawab moral yang sama terkait ideologi, kerukunan, dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.

    “Mapancas itu menjadi ruh sebagai pengingat nilai-nilai luhur Pancasila bagi generasi muda bangsa khususnya mahasiswa dan pelajar. Kegiatan ini menjadi momentum bagaimana kita kembalikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dan pada kegiatan hari ini kita melibatkan sekitar 600 orang yang berasal dari usia milenial mulai 17 tahun karena mereka merupakan penopang masa depan bangsa ke depan,” pungkasnya.

    (ageng/bam’s)

    Berita Terbaru

    spot_img