BANDUNG,FOKUSjabar.id: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT bank bjb menyetujui pembagian dividen sebesar 55 persen dari laba bersih tahun 2017 atau sebesar Rp 875,58 miliar (Rp 90,3 per lembar saham).
Direktur Utama bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, pada 2017 bank pembangunan daerah tersebut membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 2,05 triliun dengan penguatan kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) menjadi 1,51 persen dibanding tahun lalu 1,69 persen.
“Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank BJB berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 3,52 persen (y-o-y),” ujar Ahmad Irfan, Kamis (1/3/2018). Ahmad Irfan menjelaskan, penetapan dividen pay out ratio ini seiring dengan kinerja perusahaan positif dan tingginya rasio kecukupan modal. Besaran dividen tersebut telah memerhatikan kebutuhan perseroan.
BACA JUGA:
Lobi Politik Golkar-PAN Garut Santai tapi Serius
Bank BJB Terbitkan Obligasi dengan Target Dana Rp 4,5 Triliun Kepada pemegang saham, Ahmad Irfan melaporkan capaian kinerja pada 2017. Aset perseroan bank BJB di 2017 tembus menjadi Rp 114,98 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 102,32 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2017 meningkat 11 persen menjadi Rp 81,61 triliun. Sedangkan total kredit yang sudah disalurkan hingga akhir 2017 mencapai Rp 76,4 triliun atau naik 11,14 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Dari semua segmen kredit yang dimiliki, segmen kredit konsumer tercatat tumbuh sebesar 6,46 persen menjadi Rp 47,1 triliun (y-o-y). Selain itu, segmen komersial juga tumbuh signifikan sebesar 25,19 persen menjadi Rp 13,6 triliun,” tuturnya. Mengenai penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB), Obligasi Berkelanjutan bank BJB Tahap 1 2017 senilai Rp 1,5 triliun dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan tahap 1 2017 senilai Rp 1 triliun atau totalnya Rp 2,5 triliun.
“Sisanya sebesar Rp 301,15 miliar, rencananya akan digunakan untuk ekspansi kredit 2018,” ungkapnya. Ketika ditanya tentang penyertaan modal, Ahmad Irfan menjelaskan, penyertaan modal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemegang saham lainnya akan dilakukan pada semester 2-2018.