PANGANDARAN, FOKUSJabar.id: Pemerintah Kabupaten Pangandaran mendukung penuh Sarikat Petani Pasundan (SPP) dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir. Dan itu merupakan bagian dari pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Hal tersebut di sampaikan Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami. Menurutnya, bahwa upaya perlindungan alam tidak dapat di pisahkan dari keselamatan masyarakat dan keberlangsungan sektor pariwisata Pangandaran.
“Kita berkomitmen menjaga keseimbangan alam, terutama di wilayah pesisir. Pangandaran adalah daerah rawan bencana, sehingga langkah-langkah mitigasi harus dilakukan sejak dini,” ungkap Citra Pitriyami, usai mengjadiri kegiatan SPP di Batu Hiu, Senin, (29/12/2025).
Baca Juga: Cegah Bencana Ekologis, SPP Tanam Pohon Kelapa di Pesisir Pantai Pangandaran
Selain itu, penanaman bibit pohon kelapa di sepanjang pantai, lanjut Citra, tidak hanya berfungsi sebagai penahan abrasi dan penguat garis pantai. Juga menjadi investasi jangka panjang bagi daerah Pangandaran.
Pohon kelapa, sambung Citra, selain berperan sebagai pelindung alami dari ancaman gelombang dan cuaca ekstrem. Juga memiliki nilai ekonomi serta estetika yang mendukung sektor pariwisata.
“Kelapa itu multifungsi. Dari sisi lingkungan melindungi pantai, dari sisi ekonomi bermanfaat bagi masyarakat, dan dari sisi pariwisata memperindah kawasan pesisir,” jelasnya.
Bupati Citra juga mengapresiasi atas inisiatif dari Serikat Petani Pasundan (SPP) yang di nilai sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam membangun Pangandaran berbasis kelestarian lingkungan.
Tentu, Citra berharap, bahwa gerakan reboisasi pesisir pantai, dapat berkelanjutan serta melibatkan lebih banyak elemen masyarakat.
“Kami membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Pemerintah Daerah tidak bisa bekerja sendiri. Peran petani, masyarakat, dan organisasi sipil sangat penting dalam menjaga alam Pangandaran,” pungkasnya.
Agenda Konsolidasi SPP
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sarikat Petani Pasundan (SPP), Agustiana, menegaskan bahwa agenda ini merupakan bentuk konsolidasi gerakan petani.
Baca Juga: Menanti Senja, Wisatawan Rindu Indahnya Pesona Sunset Pantai Pangandaran
Sekaligus, lanjut dia, sebagai respon atas meningkatnya ancaman bencana ekologis. Yang di akibatkan banyaknya alih fungsi lahan dan lemahnya pelaksanaan reforma agraria.
“Reforma agraria harus menjadi bagian dari mitigasi bencana dan solusi krisis pangan,” ungkap Agustiana.
Penguasaan sumber-sumber agraria oleh korporasi skala besar, kata Agustianan, telah menimbulkan kerusakan lingkungan juga penderitaan masyarakat. Oleh karena itu, SPP segera mengambil langkah nyata melalui gerakan reboisasi pesisir.
Sebagai aksi konkret, dia menegaskan, bahwa SPP segera melakukan penanaman pohon kelapa dan tanaman penguat abrasi lainnya. Di sepanjang pesisir Pantai Batu Hiu hingga Karang Tirta sejauh kurang lebih sepanjang 5 kilometer.
(Sajidin)


